Banjir yang terjadi sejak Jumat (19/04) lalu di Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur masih menggenangi rumah penduduk. Hingga hari ini, banjir meluas hingga ke kota Tenggarong. Selain curah hujan yang tinggi, banjir juga diakibatkan luapan Sungai Mahakam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara Darmansyah, Minggu (28/04), mengatakan, banjir terparah melanda 18 desa di Kecamatan Tabang, yang ditempuh sekitar 10 jam dari Tenggarong dengan menggunakan speedboat.
Tercatat 2.741 kepala keluarga atau sekitar 10.610 jiwa menjadi korban. Banjir dikawasan itu merendam rumah penduduk dengan ketinggian 2 hingga 3 meter. “Banjir di Tabang, juga termasuk merendam bangunan Puskesmas, tempat ibadah dan sekolah,” ujar Darmansyah.
Sementara di kecamatan lainnya, ketinggian air relatif lebih rendah seperti di Kembang Janggut, Muara Muntai, Muara Wis, Kenohan, Kota Bangun, Muara Kaman hingga Sebulu. Bahkan di kota Tenggarong sejak Minggu pagi, terutama yang bermukim di bantaran Sungai Mahakam, banjir sudah mencapai rata-rata 30 centimeter.
“Di kecamatan-kecamatan itu, banjir kiriman dari hulu Sungai Mahakam, di Tabang. Turun ke kecamatan sekitarnya sampai ke Tenggarong. Banjir ini juga disebabkan pasang tinggi Sungai Mahakam," ujar dia.
Darmansyah mengatakan, curah hujan yang tinggi di wilayah Kutai Kartanegara dan sekitarnya, juga berperan mengakibatkan banjir. “Air datang dari hulu Mahakam tertahan karena air pasang, akhirnya Sungai Mahakam meluap," tambahnya.
Meski ketinggian banjir cukup tinggi, tidak lantas membuat warga mengungsi. Dijelaskan Darmansyah, konstruksi rumah warga yang umumnya terdiri dari rumah panggung, membuat warga memilih tetap tinggal di dalam rumah.
“Mereka meletakan papan-papan mendekati atap supaya bisa tetap tinggal di dalam rumah. Juga rumah warga, meskipun berkonstruksi kayu, tapi berlantai 2. Meski begitu, kami di BPBD tetap bersiaga," tandas Darmansyah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved