Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyesalkan foto Kapolres Denpasar Kombes Pol Djoko Hari Utomo, bersama 2 terpidana mati Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. "Itu tidak pantas dilakukan," tegas PM Abbott.
Sebelumnya, Kapolres Denpasar Kombes Pol Djoko Utomo terlihat berada dalam pesawat yang membawa Chan dan Sukumaran saat dipindahkan dari Lapas Kerobokan ke Nusakambangan. Dalam foto yang beredar, Djoko Utomo terlihat memegangi bahu masing-masing terpidana, dan dalam salah satu foto ia bahkan terkesan sedang tersenyum saat memegang bahu terpidana mati itu.
Sedangkan, Kapolres Denpasar Kombes Pol Djoko Utomo kepada media Australia menjelaskan, dia hanya bermaksud mencoba memberi semangat kepada kedua terpidana mati dan tidak menyadari bahwa ada orang yang mengambil foto.
Menurut PM Abbott, foto-foto itu menunjukkan betapa kedua warga Australia itu tidak dihargai sama sekali. "Saya kira hal itu sangat tidak pantas dilakukan dan hal ini menunjukkan kurangnya respek dan kurangnya kehormatan. Tentu saja kami telah melayangkan keberatan kepada Dubes Indonesia di sini di Canberra," kata PM Abbott.
PM Abbott, Jumat (06/03), menyatakan keinginannya untuk kembali berbicara dengan Presiden Joko Widodo.
Sementara, Menteri Bendahara Negara Hockey kepada media setempat juga menyatakan perlakuan terhadap Chan dan Sukumaran sangat tidak pantas. "(Perlakuan yang mereka terima) betul-betul sangat tidak sensitif dan cukup mengerikan melihat cara pemerintah Indonesia menangani hal ini," kata Hockey.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Tinggi Christopher Pyne menyatakan hubungan dengan Indonesia memang sangat penting bagi Australia, namun tentunya akan ada konsekuensi jika eksekusi dua warga Australia itu tetap dijalankan.
"Tentunya akan ada konsekuensi bagi pemerintah Indonesia karena tidak mengabulkan pembatalan eksekusi Andrew dan Myuran, dan pada waktunya akan jelas (apa konsekuensi itu)," kata Pyne.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly kepada ABC mengatakan, akan ada "penundaan sementara" pelaksanaan eksekusi terpidana mati gelombang kedua. Sejumlah media melaporkan bahwa penundaan ini mungkin berkisar 10 hari.
© Copyright 2024, All Rights Reserved