Banjir yang mengepung Jakarta Tangerang dan Bekasi selama enam hari hingga Selasa (6/2) pagi telah menelan korban 26 jiwa. Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol I Ketut Untung Yoga Ana.
“Hingga kini, Satu orang di Tangerang masih dinyatakan hilang, sedangkan satu orang lain di Jakarta Pusat masih dirawat di rumah sakit akibat banjir," paparnya. Sedang, korban yang tewas akibat tenggelam, terseret arus banjir, terkena aliran listrik dan sakit kedinginan.
Jumlah 36 korban tewas itu tersebar di Jakpus tiga orang, Jakut empat orang, Jakbar delapan orang, Jaksel dua orang, Jaktim sembilan orang, Kota Tangerang dua orang, Kabupaten Tangerang empat orang dan Kota Bekasi empat orang, katanya.
"Kalau dilihat banjir besar tahun 2002 lalu, jumlah korban banjir kali ini lebih besar karena tahun 2002 lalu hanya 17 tewas," kata Ketut. Untuk membantu para korban banjir, Polda Metro Jaya telah mengerahkan 12.660 personel bagi pengamanan lokasi banjir. Kekuatan ini meliputi semua unsur dan fungsi, termasuk polres-polres dan polsek-polsek.
Para personel ini dilengkapi dengan perahu karet 58 unit, rakit 231 buah, pelampung 420 buah, truk 63 unit, ambulans 27 unit, tenaga medis 68, helikopter empat unit, tenda 51 dan mobil toilet lima unit. Para polisi ini, selain menjalankan tugas-tugas SAR dan misi kemanusiaan, juga menjaga keamanan rumah-rumah warga yang ditinggal mengungsi. Dalam keadaan darurat, warga dapat menghubungi kantor polisi terdekat atau kirim SMS ke nomor 1717 untuk semua operator.
Menurut Polda Metro Jaya, ada 122 titik banjir yang dinilai parah di wilayahnya dan tersebar di Jakarta, Tangerang, Depok dan Bekasi. "Banjir ini juga merendam 23 asrama Polri yang terdiri atas 793 Kepala Keluarga atau 2637 jiwa," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved