Batalnya rencana pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan mantan Presiden yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menjadi polemik sejumlah media, baik cetak, elektonik maupun media sosial. SBY kembali memberikan penjelasan melalui akun twitter pribadinya, @SBYudhoyono, Minggu (05/10) sore.
Penjelasannya SBY ini terutama di waktu-waktu terakhir jelang pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam sidang paripurna pada Rabu (01/10) malam hingga Kamis (02/10) dinihari.
SBY mengatakan, dirinya menerima banyak pertanyaan bernada menyesalkan, mengapa ia dan Megawati tidak bisa saling bicara langsung untuk kebaikan bangsa.
Bahkan, ujar SBY, belakangan ada yang menuduhnya seolah-olah ia menutup diri terhadap komunikasi dan silaturahim dengan Megawati. "Benar, 10 tahun ini saya berupaya untuk bisa bersilaturahim dan menjalin komunikasi kembali dengan Ibu Megawati. Tetapi Allah belum mengizinkan,” tulis SBY.
SBY mengatakan, mantan Ketua MPR yang juga suami Megawati, almarhum Taufik Kiemas, sampai akhir hayatnya, juga ingin ia dan Mega bisa menjalin komunikasi lagi demi kebaikan bangsa.
SBY mengatakan, cukup sering ia bertemu Taufik Kiemas dan Puan Maharani (Ketua Fraksi PDIP di DPR yang juga putri Megawati), juga para pimpinan PDIP yang dikatakan menyampaikan pesan dari Megawati.
"Selama ini pesan Ibu Mega saya respons positif. Jika tidak mungkin saya lakukan sebagai Presiden, juga saya sampaikan baik-baik,” ujar SBY.
Terkait dinamika politik sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu, SBY mengatakan, ia juga menyampaikan pesan kesiapan saya untuk bertemu Megawati. Namun, SBY menyesalkan respon yang ia terima kurang positif, sehingga pertemuan urung terlaksana. “Publik dan media, saya kira juga tahu,” ujar SBY.
Terkait dengan perkembangan yang terjadi menjelang pemilihan pimpinan DPR periode 2014-2019, SBY menjelaskan, pada Selasa (30/09) malam, ia bertemu dengan Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan mantan calon wakil presiden pada Pilpres 2014 lalu, yaitu Hatta Rajasa, di Istana Negara, untuk membicarakan politik terkini.
Menurut SBY, pertemuan dengan Jokowi berlangsung baik. "Pertemuan saya dengan Pak Jokowi selama ini baik dan konstruktif. Pertemuan antara Presiden “incumbent” dengan Presiden Terpilih,” terang SBY dalam akun twitter pribadinya itu
Selanjutnya, ketika PDIP inginkan kebersamaan di DPR, SBY menyampaikan pentingnya pertemuan dirinya dengan Megawati masing-masing selaku Ketua Umum. Untuk sebuah kebersamaan politik antara PDIP dan PD, dalam pandangan SBY yang mesti bertemu adalah kedua pemimpin partai. “Jika kedua Ketua Umum (PDIP & PD) bertemu, maka akan saling mengetahui kehendak, niat dan semangat yang baik untuk sebuah kebersamaan,” ujar SBY.
Pada Rabu (01/10) pagi, setelah menghadiri Pelantikan Anggota DPR, DPD & MPR, menurut SBY, ia ditemui sahabatnya yang kini menjadi Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla (JK), di Gedung DPR. "Intinya, Pak JK mengatakan akan baik jika ada solusi bersama untuk mengatasi situasi politik yang mengkhawatirkan. Pikiran itu jernih,” ujar SBY yang merespon dan menyetujui pendapat tersebut.
Kuncinya, kata SBY, sekali lagi, jika ada pertemuan dan komunikasi langsung antara dirinya dengan Megawati. Namun, hingga 1 Oktober malam, tambah Presiden SBY, pertemuan yang sudah lama ia harapkan itu memang tidak terjadi.
"Demikianlah penjelasan saya, agar duduk persoalannya menjadi jelas,” pungkas SBY seraya berdoa. Semoga Idul Qurban kali ini menjadi momen yang baik bagi kita semua.
© Copyright 2024, All Rights Reserved