Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengritik pemberitaan sejumlah media massa televisi saat ini yang dinilainya tidak adil dan tidak berimbang. Untuk itulah SBY berpesan agar televisi yang baru hadir di tengah masyarakat untuk tetap memberitakan sesuai fakta.
"Terus terang setelah hampir 10 tahun memimpin negeri ini, sejumlah stasiun TV menampilkan berita secara tidak fair and balance," kata Presiden SBY saat membuka peluncuran identitas baru sebuah stasiun televisi di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu malam (03/05).
SBY mengibaratkan menonton berita tidak berimbang buat masyarakat itu bagaikan menenggak segelas air keruh. "Seminggu tidak apa-apa, 2 minggu tidak apa-apa, tapi kalau berbulan-bulan dia akan sakit. Demikian pula dengan informasi tidak akurat, pemutarbalikan fakta," ujar SBY.
Presiden SBY mengaaka, dengan berita yang tak sesuai itu, masyarakat pun akan sakit. "Masyarakat yang sakit tidak akan maju dan tidak akan menjadi bangsa yang kuat dan Berjaya."
Presiden SBY berpesan agar pemberitaan di media massa mendatang tampil lebih akurat. Harapannya itu bukan bermaksud membuat SBY bahagia. "Namun, masyarakat juga bisa happy, negara happy karena kita memiliki televisi yang lebih baik," kata Presiden.
Rtv merupakan televisi nasional berjaringan yang telah mengudara di lebih dari 30 kota di seluruh Indonesia. Sebelumnya rtv dikenal dengan nama BChannel.
SBY mengucapkan selamat kepada Rajawali Grup dan Rajawali Televisi yang telah menghadirkan televisi baru di tengah bangsa Indonesia. Presiden juga mengapresiasi kepada CEO Rajawali Grup Peter Sondak yang tidak hanya ikut mengembangkan dunia usaha tapi juga dunia pendidikan.
Dengan hadirnya rtv, lanjut SBY, berarti semakin banyak televisi di Indonesia. Ini artinya rakyat bisa memilih televisi mana yang disukai dan hendak ditonton. Rakyat akan memilih yang paling disukai semua pihak. "Jadi semakin ditunggu acara itu, rakyat akan suka dan memilih televisi itu," ujar SBY.
Sebuah televisi, lanjut SBY, jangan sampai mendapat komentar seperti: udah ah bosan, acaranya itu-itu saja. Bertengkar satu sama lain, saling maki-maki satu sama lain. "Kalau mendapat komentar begitu, artinya televisi itu harus siap-siap tak bisa bertahan dan hidup di tanah air," kata SBY.
Presiden juga mengingatkan bahwa maju mundurnya televisi ditentukan oleh masyarakat, bukan hanya pemilik modal apalagi pemerintah. "You have to make every one happy untuk bertahan," ujar SBY.
Nama Rajawali dipilih setelah melalui proses yang cukup panjang. Salah satu alasannya adalah karena Rajawali melambangkan kekuatan di angkasa. Selain itu, Rajawali juga merupakan nama induk perusahaan Rajawali Televisi, yaitu Rajawali Grup.
Dalam laporannya, CEO Rajawali Grup Peter Sondakh mengatakan, bisnis televisi bukanlah bisnis baru bagi Rajawali Grup. Pada tahun 1987, Rajawali Grup merupakan salah satu penggagas dan pendiri stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).
"Kami berharap Rajawali Televisi dapat berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai positif bagi bangsa Indonesia. Kami bukan hanya menyajikan hiburan tapi juga memberikan aspirasi bagi bangsa. Kami berharap Rajawali Televisi dapat menjadi agen perubahan di masa depan," kata Peter Sondakh.
Senada dengan Peter, Menkominfo Tifatul Sembiring juga berharap rtv dapat membawa perubahan dengan menayangkan program mendidik dan hiburan yang sehat.
Peluncuran nama dan logo rtv dengan semboyan “Untukmu Indonesia” dan ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden SBY ini, menggunakan teknologi hologram yang belum pernah dilakukan stasiun televisi lain.
Peluncuran ini dimeriahkan oleh artis-artis populer tanah air diantaranya Ahmad Dhani dan putranya Al Ghazali, Slank, Kotak, Syahrini, Afgan, Smash, dan Mulan Jameela.
Turut hadir dalam acara ini, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Seskab Dipo Alam. Hadir pula mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
© Copyright 2025, All Rights Reserved