Sekitar 12.000 orang berdemonstrasi di Syntagma Square, Yunani. Mereka mendukung Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras. Mereka membawa spanduk “Hidup kami bukan milik kreditur" sebagai bentuk penolakan atas syarat pengetatan ekonomi (austerity) yang diajukan Uni Eropa agar Yunani mendapatkan dana talangan.
Tsipras mengatakan kepada ERT TV, bahwa dirinya yakin Uni Eropa tidak akan mendepak Yunani karena jika itu dilakukan, dampaknya akan "luar biasa". “Apakah mungkin Uni Eropa mencekik perbankan Yunani, menolak perpanjangan waktu dan meminta kita membayar utang ke IMF besok?," ujar Tsipras, Senin (29/06).
Selasa ini (30/06) adalah batas terakhir pembayaran utang Yunani sebesar US$1,7 miliar kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Tsipras memilih untuk mengadakan referendum pada 5 Juli nanti dan membiarkan rakyat Yunani memilih "ya" atau “tidak” pada syarat yang diajukan Uni Eropa.
“Referendum akan memberikan kita posisi tawar yang lebih kuat saat negosiasi berlangsung. Semakin banyak yang menolak maka posisi Yunani akan semakin kuat," ujar Tsipras.
Yunani telah mengeluarkan pembatasan penarikan uang bagi warganya untuk menghindari keluarnya dana dari perbankan dalam skala besar. Setiap orang dibatasi menarik dana sebesar 60 euro (US$67) per hari.
Kelvin Tay, Chief Investment Officer UBS Wealth Management, mengatakan bahwa ada kemungkinan 60 persen masyarakat Yunani memilih "ya" dalam referendum dan bertahan di Uni Eropa.
“Jika itu yang terjadi maka pemerintahan yang sekarang akan turun, dan pemilu akan diadakan untuk mencari pemerintahan baru. Perlu diingat juga pada 20 Juli, Yunani masih memiliki cicilan utang 3,2 miliar euro yang jatuh tempo," ujarnya.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande hingga saat ini tidak mengalah pada sikap ngotot Tsipras. Belum ada tanda-tanda, UE akan memberikan "keringanan" atau perpanjangan waktu bagi Yunani.
© Copyright 2024, All Rights Reserved