Republik Rakyat Tiongkok (RRT) memperingatkan Jepang untuk tidak ikut campur dalam sengketa Laut Cina Selatan. Pernyataan ini merespon Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang menyatakan keprihatinannya atas ketegangan regional atas tindakan Tiongkok melakukan pengeboran minyak di perairan yang disengketakan.
“Pernyataan Jepang mengabaikan kenyataan dan mengaburkan fakta, serta memiliki motif politik untuk mengganggu situasi di Laut Cina Selatan untuk tujuan yang dirahasiakan," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei seperti dikutip Reuters, Jumat (23/05).
"Kami memerlukan pihak Jepang untuk mengambil tindakan secara realistis dan konsisten untuk melindungi perdamaian dan stabilitas daerah," tambahnya.
Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan dan menolak klaim dari negara tetangganya atas perairan ini, seperti Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei. Sedangkan, Tiongkok juga bersengketa dengan Jepang atas pulau-pulau di Laut Timur.
Filipina menuduh Tiongkok menunda-nunda pembicaraan untuk membahas solusi terbaik atas permasalahan ini. Langkah Tiongkok melakukan pengeboran minyak di perairan yang disengketakan mendapat kecaman dari Filipina, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Filipina menyalahkan lambatnya pembicaraan untuk mengakhiri perselisihan dan mendorong diberlakukannya “kode etik” di wilayah sengketa itu. “Kode etik telah lama ada, kami telah membahasnya selama 7 atau 8 tahun, dan kami juga heran mengapa bisa ditunda," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Filipina, Laura del Rosario.
© Copyright 2024, All Rights Reserved