Bradley Manning, seorang tentara Amerika Serikat yang dituduh menjadi pemasok informasi bagi situs Wikileaks menghadapi sidang perdananya di Maryland, Senin (03/06) waktu setempat.
Manning didakwa dengan tuduhan membocorkan rahasia negara. Apabila semua dakwaan itu terbukti, Manning terancam hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.
“Manning disidang melalui pengadilan militer. Manning dikenakan 21 dakwaan, termasuk dakwaan membantu musuh negara yang dianggap melanggar Undang-Undang Spionase tahun 1917,” demikian dilaporkan Kantor Berita Reuters.
Jaksa penuntut mengatakan pihaknya telah menyiapkan lebih dari 100 saksi untuk membuat Manning berada di dalam penjara lebih lama. Peradilan militer akan berlangsung di Fot Meade dan diprediksi akan berlangsung hingga akhir Agustus 2013.
Hakim Denise Lind yang memimpin sidang menggelar beberapa sesi persidangan secara tertutup demi melindungi dokumen rahasia negara agar tidak terekspos. Namun kelompok pendukung kebebasan publik memprotes hal itu karena akan membatasi akses informasi bagi masyarakat.
Sebelumnya, Manning yang berprofesi sebagai analisis intelejen ditahan saat sedang bertugas di Irak pada tahun 2010. Manning dituduh membocorkan rahasia negara dengan mengunduh ratusan dokumen penting, telegram diplomatik, dan video penyerangan.
Selanjutnya Manning menyerahkan semua dokumen itu kepada situs antikerahasiaan Wikileaks. Salah satu video yang dibocorkan oleh Manning berisi serangan yang dilakukan helikopter Apache milik militer AS yang menewaskan puluhan orang di ibu kota Irak, Bagdad.
Di antara korban tewas itu terdapat beberapa jurnalis dari kantor berita Reuters. Total dokumen yang dibocorkan oleh Manning mencapai 700.000 dokumen. Kasus ini menjadi kasus pembocoran oleh Manning terbesar dalam sejarah AS.
Pada Februari 2013 lalu, Manning mengaku sebagai otak pembocoran dokumen itu. Alasannya dia ingin memicu perdebatan dalam negeri di bidang militer dan kebijakan luar negeri secara umum.
“Saya bertanggung jawab penuh atas semua tindakan yang telah saya lakukan. Saya merasa telah melakukan sesuatu sesuai hati nurani,” kata Manning saat memberikan kesaksiannya.
Pada tahun 2010 lalu, situs Wikileaks mulai mengungkap semua dokumen dari Manning itu. Hal tersebut membuat pejabat di AS kebakaran jenggot. Mereka khawatir akan keselamatan diplomat mereka yang namanya bocor dalam dokumen-dokumen itu.
Sementara pendiri situs itu, Julian Assange, saat ini masih mencari suaka di Kedutaan Besar Ekuador di Kota London sejak Juni 2012. Assange sengaja bersembunyi di sana untuk menghindari ekstradisi ke Swedia. Upaya ekstradisi atasnya dilakukan karena Assange dituduh melakukan pelecehan seksual.
© Copyright 2024, All Rights Reserved