Semburan baru lumpur Lapindo muncul di Desa Besuki, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Namun semburan itu terbakar. Diduga akibat tangan jahil yang menyulut api di sekitar lokasi.
Achmad Zulkarnaen, Kepala Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), kemarin, membenarkan dugaan tersebut.
Berdasarkan situasi di lokasi, semburan itu seperti ilalang yang masih hijau dan cuaca tidak panas. Jika kebakaran itu disebabkan oleh ilalang yang bergesekan tentunya ilalang akan hangus terbakar.
Anehnya, kondisi ilalang di sana, masih hijau. Potensi gesekan ilalang yang berakibat pada kebakaran juga sangat kecil.
Indikasi lain, kebakaran tersebut dilakukan manusia. Kemungkinan itu didasarkan pada masih banyaknya masyarakat yang ingin melihat lokasi semburan dari dekat. Meskipun di lokasi tersebut telah dilakukan pemasangan pagar pembatas.
Argumen lainnya, suhu di Kabupaten Sidoarjo juga tidak begitu panas sehingga kemungkinan terjadinya kebakaran juga tidak terlalu besar.
Mantan aktivis Universitas Trisakti itu menjelaskan, kondisi semburan di Desa Besuki masih berpotensi terjadi kebakaran menyusul masih kuatnya kandungan gas metan yang keluar.
Pihaknya langsung merespons kebakaran semburan tersebut, dan dipadamkan dengan menyemprotkan cairan chemical dry powder. Kandungan gas metan yang diukur pada jarak satu meter menunjukkan angka 33. Itu berarti daerah tersebut sangat berpotensi terjadinya kebakaran.
Seharusnya, kata Achmad, kandungan gas metan yang dikeluarkan oleh semburan baru tersebut di bawah angka lima supaya tidak berpotensi terjadi kebakaran. Ia mengimbau kepada warga masyarakat sekitar supaya tidak menyalakan api, terutama warga yang berada di sekitar semburan baru.
“Sedikit saja ada sumber api di sekitar semburan baru, otomatis akan mengakibatkan kebakaran di lokasi semburan,” ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved