PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam bersiap menggarap pabrik smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Pembangunan SGA akan dimulai pada tahun 2016 dan beroperasi pada tahun 2019 mendatang.
ANTM sudah menandatangani kesepakatan dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk mendirikan anak usaha patungan yang akan menggarap proyek tersebut. Perusahaan patungan itu juga akan dibentuk bersama mitra asing yang ditunjuk akhir bulan ini.
“Proyek pembangunan SGAR Mempawah akan meningkatkan nilai cadangan bauksit ANTM yang besar melalui hilirisasi,” kata Direktur Utama ANTM, Tedy Badrujaman di Jakarta, Kamis (15/10).
Tedy menjelaskan, SGAR dirancang memiliki kapasitas sebesar 2 juta ton smelter grade alumina (SGA) per tahun. Kapasitas tersebut lebih tinggi daripada proyeksi sebelumnya, yakni 1,6 juta ton per tahun.
Menurut Tedy, proses pembangunan proyek ini akan dilakukan secara bertahap.
Di tahap pertama, perusahaan pelat merah ini akan membangun SGAR yang berkapasitas 1 juta ton per tahun dengan kebutuhan bijih bauksit sebesar 6 juta wet metric ton (wmt) per tahun.
"Industri hulu aluminium akan terintegrasi dengan produk hilirnya. Jadi, akan meningkatkan daya saing," kata Tedy.
Tedi mengatakan, dengan pengoperasian SGAR maka Inalum bisa memperoleh pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri. Hal tersebut dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina.
Saat ini, Inalum memiliki kapasitas peleburan aluminium sebesar 250.000 ton aluminium batangan (ingot) per tahun. Kelak, Inalum akan meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 500.000 ton per tahun pada 2020, yang membutuhkan minimal 1 juta ton alumina sebagai bahan baku. ANTM masih menantikan calon mitra strategis yang siap mendukung proyek ANTM dan Inalum.
Calon mitra ini berasal dari Tiongkok, Rusia dan Uni Emirat Arab. ANTM masih memproses penunjukan mitra strategis di proyek tersebut. Perusahaan asing ini diharapkan turut berpartisipasi dalam mendanai proyek SGA Mempawah yang bernilai US$1,7 miliar-US$1,8 miliar.
ANTM juga membuka peluang dari pinjaman perbankan. Emiten ini berpotensi meraih utang dari China Development Bank (CDB) senilai US$1,5 miliar untuk proyek tersebut. Harga saham ANTM kemarin ditutup menyusut 1,94 persen menjadi Rp 505 per saham.
© Copyright 2024, All Rights Reserved