Jika tidak ada aral melintang, Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih akan mengumumkan nama susu formula, Jumat (08/07). Namun ternyata, nama susu formula yang diumumkan itu bukanlah hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) seperti yang ramai menjadi polemik saat ini.

Jika tidak ada aral melintang, Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih akan mengumumkan nama susu formula, Jumat (08/07). Namun ternyata, nama susu formula yang diumumkan itu bukanlah hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) seperti yang ramai menjadi polemik saat ini.

Dikemukakan Menkes seusai rapat dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (06/07), hasil penelitian susu yang akan ditunjukkan pemerintah itu tidak sama dengan penelitian terhadap susu formula dan makanan bayi yang dilakukan IPB pada tahun 2003-2006 yang bersifat akademik.

Dalam arti lain, sambungnya, produk yang akan diumumkan besok adalah hasil penelitian pemerintah terhadap seluruh susu formula yang beredar. Penelitian pemerintah itu, ujar Endang, sudah dilakukan sejak April 2011 lalu.

“Pemeriksaan susu kali ini dilakukan secara khusus, yakni hanya pada satu macam bakteri saja yaitu E Sakazakii. Ini yang diumumkan adalah yang kita periksa sekarang. Kita kan sudah janji akan mengecek semua yang beredar sekarang. Kalau IPB punya, itu kan lain,” terang Endang.

Pada saat pengumuman nanti, Kemenkes akan menjelaskan dengan detil teknis penelitian yang telah dilakukan. Baru kemudian pemerintah akan menyebutkan merek susu apa saja yang terjangkit bakteri E Sakazakii. Pengungkapan itu akan dilakukan di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Sekedar catatan, dengan adanya penjelasan Menkes tersebut, berarti pengumuman susu formula versi pemerintah tersebut tidak ada hubungannya dengan putusan Mahkamah Agung. Pasalnya, yang diperintahkan oleh MA adalah mengumumkan merek susu berbakteri ini hasil penelitian IPB terhadap sejumlah sampel susu yang beredar di pasaran tahun 2003-2006 yang ditemukan mengandung bakteri E Sakazakii.