Pasca pengundian nomor urut, Minggu (01/06) dan deklarasi damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (03/06) lalu, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terus meningkat. Survei terbaru yang digelar Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) menunjukkan elektabilitas Prabowo-Hatta kini unggul tipis dari Jokowi-JK.
“Pasangan Prabowo-Hatta mendapat perolehan suara 44,9 persen, mengungguli duet Jokowi-Jusuf Kalla dengan 40,1 persen. Sedangkan responden yang menjawab tidak tahu masih ada sebesar 15 persen," terang Direktur Eksekutif SPIN Igor Dirgantara kepada pers, di Jakarta, Kamis (05/06).
Igor mengatakan, survei yang dilakukan SPIN berupa jejak pendapat via telepon pada 1–4 Juni 2014. Jejak pendapat in, ujar dia, dilakukan dengan metode wawancara kepada 1.070 responden pengguna telepon dan yang mempunyai televisi di 10 kota besar di Indonesia.
Responden berasal dari kota Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Padang, Palembang, Menado, Kupang, dan Balikpapan dan dipilih secara acak berdasarkan buku petunjuk telepon rumah dari PT Telkom.
Dipaparkan Igor, pasangan calon presiden nomor urut 1 itu menerima banyak pujian dari responden usai menyampaikan pidato pada acara "Deklarasi Pemilu Presiden 2014 Berintegritas dan Damai" yang diselenggarakan KPU.
“Selain itu, perpaduan kandidat presiden yang berlatar belakang militer-Jawa dengan Wapres dari kalangan sipil/luar Jawa, ternyata masih menjadi primadona masyarakat, yaitu 43,7 persen, dibandingkan kombinasi capres sipil-Jawa dengan wapres sipil-luar Jawa (41,3 persen)," jelasnya.
Ditambahkan Igor, tren kenaikan tingkat keterpilihan pasangan Prabowo-Hatta equivalen dengan ketidakpercayaan publik terhadap isu negatif terhadap Prabowo yang selama ini dicitrakan lawannya sebagai sosok pemarah dan emosional.
Pasca pengambilan nomor urut capres-cawapres di KPU dan deklarasi damai di Hotel Bidakara, masyarakat lebih melihat sosok mantan Danjen Koppasus tersebut yang semakin humanis dan bersahabat.
“Publik merespon positif perilaku politik Prabowo, yang sudah mengucapkan selamat dan terima kasih kepada banyak pihak, termasuk kompetitornya Jokowi-JK. Sebaliknya, publik kurang mengapresiasi sikap Jokowi yang sering dicitrakan sopan, tapi tampak tegang, dan terlihat enggan membalas ucapan bersahabat dari lawan politiknya," ujar Igor.
Ditambahkannya, di negara demokrasi paling maju seperti Amerika Serikat sekalipun, saling sapa antara kontestan di depan khalayak sudah menjadi keharusan saat pendeklarasian bersama. Hal ini penting untuk menunjukkan kedewasan dalam berpolitik, dan menghindari sikap politik kekanak-kanakan.
Jelang Pilpres 9 Juli mendatang, ujar dia, masyarakat cenderung dipengaruhi fakta informasi terbaru atas penampilan 2 pasangan capres-cawapres yang menunjukkan karakter mereka sebenarnya, berupa faktor-faktor simbolis yang terpancar dari aura emosional masing-masing kandidat, seperti kesopanan dan rasa percaya diri. “Jadi, menunjukkan rasa persahabatan pada masyarakat dalam kompetisi pilpres yang damai dan berintegritas adalah perlu," tegasnya.
Igor menyebut, survei SPIN ini mempunyai margin of error 2,9 persen dan level of confident 95 persen. Ia mengatakan, jejak pendapat SPIN tidak merepresentasikan penduduk Indonesia secara keseluruhan, tetapi cukup menggambarkan masyarakat perkotaan yang punya televisi dan telepon rumah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved