Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara akan menindaklanjuti rekomendasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, terkait game online yang mengandung kekerasan. Siang ini, Rabu (18/05), Rudiantara dan Anies akan mengadakan rapat membahas pemblokiran game online.
"Siang ini, saya rapat sama Mendikbud sama kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan. Permen (Peraturan Menteri) nya sudah siap," kata Rudiantara seusai menjadi keynote speech di Indonesia LTE Conference di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (18/05).
Sebelumnya, Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, ada hal positif dan negatif dari game online.
Menurut Anies, ada studi yang menyebutkan, anak yang terbiasa main game yang sesuai umurnya, ternyata mereka pengambil keputusan yang cepat dan berani. Itu semua, karena terlatih saat bermain game. Namu sebaliknya, jika anak-anak memainkan permainan untuk dewasa, bisa menimbulkan dampak negatif. Mereka akan kecanduan, karena adrenalin yang terpacu dan bisa berperilaku brutal
Nah, pemblokiran game online ini semakin memanas usai dukungan yang ditunjukkan lembaga pemerintah yaitu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Dukungan itu menuai kontroversi dan polemik. Ada yang mendukung ada yang mengkritik dukungan KPAI tersebut. Begitu KPAI menyatakan dukungan pemblokirangame online, maka setelahnya, website KPAI sempat diretas dan diblokir. Tercatat, situs KPAI di-deface atau diubah tampilan halamannya pada 1 Mei.
Namun, pada 2 Mei 2016 siang, situs tersebut sudah bisa aktif seperti sediakala.
Seperti diketahui, dikutip dalam laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, sebanyak 15game online dinyatakan mengandung kekerasan dan berbahaya bagi anak-anak. Game tersebut, yaitu World of Warcraft, Grand Theft Auto (GTA), Call of Duty, Point Blank, Cross Fire, War Rock, Counter Strike, Mortal Combat, Future Cop, Carmageddon. Shelshock, Raising Force, Atlantica, Conflict, dan VietnamBully.
© Copyright 2024, All Rights Reserved