Dialog pemerintah dengan para tokoh lintas agama diharapkan dapat menetramkan umat dan rakyat. Dengan dialog ini dapat terjalin komunikasi yang baik. Meski kritis, tapi penuh tanggung jawab di antara pemuka lintas agama dan jajaran yang mengemban tugas pemerintahan.
Demikian disampakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan sambutan dalam pertemuan dengan tokoh lintas agama di Istana Negara, Jakarta, Senin malam (17/01).
Presiden kembali mengingatkan, pentingnya persatuan dan kerja keras untuk membawa bangsa Indonesia sebagai bangsa maju pada abad ke-21. “Semoga umat di belakang tokoh agama dan rakyat Indonesia yang mengikuti acara ini juga tenteram karena melihat terjalin komunikasi meski kritis tapi penuh tanggung jawab di antara pemuka lintas agama dan kami jajaran pemerintah yang sedang mengemban tugas," ucap Presiden.
Presiden menyampaikan pemahamannya terhadap peran para tokoh agama. Mereka mengemban misi, membimbing masing-masing umatnya sambil memberikan contoh hidup yang terbaik bagi bangsa dan negara.
“Saya pahami peran itu telah dilaksanakan. Sementara saya beserta Wakil Presiden dan pemerintah yang saya pimpin sesuai mandat yang diberikan rakyat bekerja sekuat tenaga untuk mengerjakan tugas-tugas umum dan pembangunan.”
Dikatakan Presiden, untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut, sama sekali tidak ada jalan mudah. Akan tetapi, pemerintah tetap gigih bekerja memajukan bangsa dan negara.
Untuk itu, Presiden meminta agar pertemuan pemerintah dengan para tokoh lintas agama dijadikan ajang dialog bagi sesama anak bangsa yang sama-sama bertanggung jawab terhadap masa depan negara.
“Mari kita laksanakan silaturahim ini dalam suasana yang konstruktif, saling menerima dan saling memberi. Komitmen kita sama, kita ingin bangsa kita semakin maju dan sejahtera," ucap Presiden.
Dialog dan komunikasi, sambung SBY, sangat penting untuk mengurangi mispersepsi dengan cara saling mendengar.
Dalam sambutannya itu, SBY sempat menjelaskan ihwal pertemuan itu yang bermula dari pesan pendek dikirimkan Din Syamsuddin kepada dirinya pada 14 Januari 2011 yang menginginkan suatu dialog dan pertemuan dari hati ke hati.
Pesan pendek itu kemudian disambut positif oleh Presiden Yudhoyono yang menggelar acara dialog dengan para tokoh lintas agama yang dihadiri tidak hanya oleh para pemuka yang berkumpul di Ma`arif Institute yang melancarkan kritik terhadap pemerintah.
Dalam dialog ini, penyampaian pengantar Presiden masih bisa diliput oleh media massa. Selanjutnya, pertemuan yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono beserta anggota Kabinet Indonesia Bersatu II itu berlangsung tertutup.
Para wartawan diminta meninggalkan ruangan utama Istana Negara ketika Presiden mengakhiri pengantarnya. Selanjutnya, acara langsung ke inti pertemuan, dimana para pemuka agama menyampaikan pandangannya.
Setidaknya, ada 13 tokoh lintas agama yang hadir dalam pertemuan tersebut. Dari pemuka agama hadir antara lain Din Syamsuddin, Ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Andreas Yewangoe, tokoh Katolik Franz Magnis Suseno, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma`ruf Amin, Ketua Umum Walubi Hartati Murdaya, serta tokoh Konghucu Budi Tanoewibowo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved