KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu memang sosok yang patut diperhitungkan dalam pentas politik di Indonesia saat ini. Sosok jenderal yang satu ini memang boleh dibilang sangat kaku dalam bersikap tapi kadang-kadang dia juga mengeluarkan pernyataan yang bikin semua orang terperangah.
Di masa Gus Dur (Presiden Wahid) mantu Try Sutrisno ini juga berada dalam posisi sangat menentukan dan mengendalikan TNI untuk tetap konsisten dan tidak terjebak politik kekuasaan yang dimainkan oleh istana presiden dan DPR ketika itu.
Ketika dia tampil memimpin TNI AD sebagai KSAD, Ryamizard pun tetap teguh bicara soal NKRI dan gerakan separatis. Soal Aceh dan GAM, di mata Rymizard, tak ada pilihan lain. Semua pihak, termasuk GAM, harus tunduk pada aturan hukum NKRI.
Saat ini, ditengah memanasnya gerakan mahasiswa di berbagai daerah yang menentang kenaikan harga BBM,listrik dan telpon, Ryamizard pun kembali angkat bicara.
“TNI mendukung gerakan mahasiswa karena suaranya harus didengar, sebab mereka masih jernih dan tidak ada kepentingan apa-apa.”
Demikian pujian KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu usai Apel Komandan Satuan TNI AD Terpusat 2003 di Markas Latihan Kostrad Gunung Sangga Buana, Karawang, Jawa Barat, Senin (13/1/2003).
“Sebetulnya, mahasiswa itu sama dengan tentara. Tentara juga tidak punya kepentingan apa-apa. Yang penting aman. Mahasiswa juga begitu,” katanya.
Namun, lanjut dia, suara mahasiswa patut didengar jika tidak ada apa-apanya. Jadi, lain halnya jika ternyata ada orang-orang di belakang mahasiswa yang sengaja memanfaatkan.
“Sekarang ini memang banyak orang yang cari uang dengan segala macam cara. Jadi nggak jelas. Tapi sebagian besar, saya melihat mahasiswa ini masih murni. Mungkin ada sedikit-sedikit yang nggak bagus. Tapi tentara juga ada yang tidak bagus,” tutur Ryamizard.
Menurut dia, dengan maraknya aksi mahasiswa sekarang ini, tentara juga merasakan kalau situasinya sulit. Dirinya pun sudah mengingatkan jajaran TNI AD kalau tahun ini akan menghadapi situasi yang tidak baik.
“Tapi sebagai prajurit, apapun yang terjadi, kita sudah siap. Kita menginginkan damai. Tapi jika harus berperang, ya siap perang,” tukasnya.
Sementara mengenai Apel Komandan Satuan TNI AD Terpusat 2003, Ryamizard menjelaskan kalau diadakan latihan berkaitan dengan suhu politik yang meningkat.
Latihan itu sendiri diikuti oleh 566 pimpinan dari Pangdam, Danrem, Dandim, Dandindam, Danpuspom, Danpusdik dan lainnya.
“Meski suhu politik tidak meningkat, kita tetap latihan. Tapi lebih-lebih sekarang situasi sedang tidak baik. Kita melakukan latihan untuk mengingatkan semua jajaran prajurit TNI agar tahu situasi terakhir,” jelasnya.
Ditegaskan dia, TNI tidak akan berpihak-kepada siapa-siapa karena posisinya sebagai alat negara. TNI justru harus menyikapi rakyat dan pemerintah secara arif dan bijaksana.
“Meski demikian, rakyat harus kita perhatikan. Makanya saya ikut prihatin. Dimana rakyat tercekik. Ini harus kita pikirkan,” kata Ryamizard
© Copyright 2024, All Rights Reserved