Mantan Rektor Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Ryaas Rasyid menilai Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden tidak mempunyai leadership di ilmu pemerintahan untuk menjadikan pemerintahan yang bersih dan baik atau clean and good government.
Ryaas mengatakan, Jokowi adalah penerus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seharusnya sebagai penerus itu sebagai pelanjut jadi lebih baik.
"Pak Jokowi ini dia pelanjut cuma dia keliru dan buruk, melanjutkannya itu buruk, tidak lebih baik. Seharusnya kan pelanjut itu lebih baik," kata Pakar Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Ryaas Rasyid saat berbicara di channel YouTuber Abraham Samad Speak Up, dikutip Minggu (25/2/2024).
Menurut Ryaas, pemerintahan Jokowi ini berarti lebih buruk. Bahkan perilaku politiknya juga dinilai banyak yang tidak pantas.
"Banyak hal yang tidak pantas. Terutama hal yang tidak baik, yang ingkar janji. Itu semua membohongi, janji bohong, dan tidak amanah," kata Ryaas.
Bahkan menurut Ryaas, seandainya Jokowi kalau masuk Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) maka dipastikan tidak akan lulus.
"Sebab semua persyaratan untuk kepemimpinan yang buruk ada sama dia. Jadi ini karena orang tiba-tiba terjebak dengan situasi pencitraannya," kata mantan Mantan Menteri Negara Otonomi Daerah periode 1999-2000 dan Mantan Menteri PAN periode 2000-2001 ini.
Ryaas menyebut kebohongan Jokowi itu dilakukan terang-terangan. Contoh misalnya ketika Jokowi kampanye untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta, dia sampai sumpah di muka orang banyak bahwa dia berjanji tidak akan meninggalkan DKI sampai 5 tahun.
"Dia bikin di muka umum, direkam banyak media berjanji sumpah itu. Tapi apa yang terjadi, kita sudah tahu semua ya akhirnya dia meninggalkan DKI," kata penulis buku berjudul Makna Pemerintahan: Tinjauan dan Segi Etika dan Kepemimpinan ini.
Ryaas Rasyid yang juga dikenal sebagai pencetus otonomi daerah pasca runtuhnya orde baru itu menceritakan, selama Jokowi jadi Gubernur DKI, banyak teman-teman Ryaas yang bercerita orang-orang di DKI mengatakan, tidak ada yang dilakukan dia semasa menjabat Gubernur DKI.
"Bahkan ada seorang yang pernah ditunjuk menjadi Sekda, saat ditanya bagaimana keadaan Pak Jokowi: Aduh payah Pak," kata Ryaas menirukan pejabat tersebut.
Menurut cerita Sekda itu, bagaimana payahnya Jokowi itu kalau memimpin rapat tidak pernah selesai.
"Mimpin rapat 10 menit, ditinggalkan karena mau blusukan. Jadi tidak pernah ada keputusan yang diambil dia," kata Ryaas menirukan pejabat di Pemda DKI semasa Jokowi menjabat.
Justru kabarnya yang melakukan eksekusi adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). "Kawan ini malah memuji Ahok. Justru kalau dibandingkan dengan Jokowi yang tidak pernah tuntas memimpin rapat, Ahok itu memimpin rapat sampai tuntas dan dia bisa eksekusi," kata Ryaas.
Ryaah mengaku kaget juga mendengar Jokowi itu sama sekali tidak punya leadership. "Pemimpin pemerintahan yang tidak punya leadership ini merupakan ancaman besar terhadap negara," pungkas Ryaas. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved