Ratusan kali gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil masih terus terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB), pasca gempa 7 Skala Richter (SR) yang terjadi Minggu (05/08) malam. Hingga Senin pagi, tercatat sudah terjadi 124 kali gempa susulan.
Demikian disampaikan Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Harry Tirto Djatmiko kepada pers. “Update Gempa Bumi Lombok M (Magnitudo) 7 sampai pukul 06.00 WIB, Senin (6/8) tercatat sebanyak 124 gempa bumi susulan," terang dia.
BMKG menyatakan, gempa 7 SR memiliki keterkaitan dengan gempa 6,4 SR yang mengguncang Lombok, 29 Juli lalu. BMKG menyatakan, gempa 7 SR tersebut adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa itu.
Jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik, yang berpusat pada koordinat 8,37 derajat Lintang Selatan (LS) dan 116,48 derajat Bujur Timur (BT) pada kedalaman 15 kilometer (km) berjarak 18 km timur laut Lombok Timur.
Pantauan BMKG, gempa bumi ini menimbulkan kerusakan paling parah di Mataram, Lombok, dengan skala intensitas gempa VII MMI. Sementara di wilayah Bima serta Denpasar dan Karangasem, Bali, skalanya lebih rendah berkisar V hingga VI MMI. Artinya menimbulkan kerusakan ringan terhadap bangunan yang memiliki standar konstruksi tahan gempa.
Berdasarkan analisis BMKG, guncangan gempa juga dirasakan di sejumlah wilayah lain yaitu Kuta IV MMI serta Waingapu, Genteng, Situbondo, dan Malang dengan intensitas II hingga III MMI.
© Copyright 2024, All Rights Reserved