Saatnya berinvestasi di bidang properti. Sektor tersebut dinilai berprospek cerah, sehingga layak dilirik oleh para investor. Pada 2010, sektor properti akan semakin bergairah, didukung tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang rendah.
Direktur PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat mengemukakan hal tersebut di Jakarta, akhir pekan ini.
Menurut Budi, nilai tukar rupiah yang berpotensi terus menguat, menyebabkan target sejumlah perusahaan tahun ini tercapai. Dengan adanya kelebihan likuiditas tersebut, dipastikan dapat menyebabkan tingkat suku bunga perbankan terus turun.
Masuk akal kalau Pakar Hukum Properti, Erwin Kallo memastikan sektor properti menempati peringkat kedua sebagai penghasil devisa negara, selain rokok. Jadi, properti masuk sebagai sektor penghasil devisa terbesar negara, selain industri rokok dan sektor pertambangan.
Karena itu, pemerintah harus mendorong sektor properti, terus berkembang. Caranya, kata Erwin Kallo, pemerintah harus membuat regulasi yang mendukung, agar properti terus berkembang di masa-masa mendatang.
Pakar Properti Matius Jusuf menambahkan, dengan investasi minimal US$2 miliar, pendapatan dari pajak pertambahan nilai (PPN) mencapai Rp10 triliun. Padahal, rata-rata investasi sektor properti per tahun mencapai US$5 miliar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved