Tahun 2016 menjadi periode berat bagi sektor perikanan budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, sektor budidaya gagal mengejar target produksi perikanan 19,46 juta ton. Diprediksikan, total produksi perikanan budidaya hanya mencapai sekitar 15,8 juta ton. KKP beralasan hal tersebut karena pengaruh iklim yang ekstrem.
"Hujan yang hampir sepanjang tahun membuat suhu kolam berubah dan PH (tingkat keasaman) air laut pun semakin tinggi sehingga menganggu proses produksi," kata Slamet Subiakto Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP dalam konferensi pers Refleksi dan Outlook 2017 Pembangunan Budidaya Perikanan, di Kantor KKP, Jakarta, kemarin.
Diakui, faktor cuaca yang cenderung hujan sepanjang tahun ini menekan reproduksi budidaya ikan di laut. Bukan hanya itu, produksi rumput laut pun juga akan terganggu. Karena curah hujan akan menurunkan suhu. Sehingga kalau hujan deras, suhu akan turun dan gampang naik.
"Ikan yang biasanya kawin pada kadar garam tinggi, karena kadarnya turun mereka terganggu. Suhu juga kadang 25 derajat rendah, kadang naik jadi 30-31 derajat. Rumput laut di curah hujan tinggi juga kurang bagus," paparnya.
Ia berharap kondisi cuaca ekstream ini tidak terulang pada tahun 2017. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan total produksi perikanan budidaya mencapai 21,9 juta ton tahun depan. Pihaknya pun optimistis dapat meraih target tersebut karena saat ini pelaku budidaya perikanan makin banyak, terutama di sektor budidaya udang.
"Maklum saja, keuntungan yang dapat dikantongi cukup menggiurkan dan jangkauan pasar yang masih luas. Jadi investor semakin banyak melakukan investasi di pakan ikan. Hal itu mencerminkan optimisme investor terhadap budidaya ikan akan meningkat tahun depan. Ini berarti ikan budidaya pasti akan naik," ujarnya.
Dijelaskan, untuk mendukung besarnya perikanan budidaya, pihaknya juga akan membangun satu unit pabrik pakan di Belawan, Sumatera Utara. Lokasi ini, dianggap menjadi lokasi yang cocok karena ketersediaan tepung ikan banyak dan bahan baku tambahan lainnya seperti kerang-kerangan dan lainnya.
"Pabrik tersebut bakal memproduksi pakan ikan sekitar 1.800 ton per tahun dengan kapasitas 3 ton per jam. Apabila kapasitas normal akan mampu memproduksi 6.000 ton per tahun. Modal yang ditanamkan untuk proyek tersebut sekitar Rp27 miliar dari anggaran APBN. Pabrik dibangun diatas lahan 5 ribu meter persegi," ucapnya.
Dipaparkan, pembangunan pabrik pakan di Belawan merupakan pilot project atau percontohan. Jika berkembang pesat maka pabrik pakan akan dibangun di daerah lain di Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Diharapkan pabrik pakan di Belawan, dapat memenuhi kebutuhan pakan di Sumatera.
"Keperluan pakan di Sumatera besar. Dari 60 persen air tawar, 20 persen ada di Sumatera. Kalau kebutuhan pakan sekitar 5 juta ton maka di Sumatera ada 20 persen. Tapi merupakan yang pertama punya pemerintah. Kalau pertanian ada BUMN pupuk, BUMN untuk benih. Kalau di perikanan belum ada," tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved