Hari kedua kunjungannya ke Astana, Kazakhstan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Kazakhstan Serik Akhmetov, dan menghadiri pertemuan pengusaha Kazakhstan dengan pengusaha Indonesia. Sore ini, rombongan Presiden meninggalkan Kazakhstan, untuk menuju ke Warsawa, Polandia.
Sebelumnya, pada pukul 10.20 waktu setempat (11.20 WIB), Presiden SBY bertemu dengan Perdana Menteri Kazakhtan, Serik Akhmetov, di Hotel Rixos President.
Kedua kepala pemerintahan membahas peningkatan kerjasama antara Indonesia dan Kazakhtan di bidang ekonomi dan bisnis. Perdagangan, pertanian, perkebunan, kapas, gandum dan berbagai komoditas lain menjadi pokok pembicaraan.
SBY menilai Kazakhstan memiliki perkembangan yang luar biasa termasuk di bidang ekonomi, Indonesia juga punya potensi besar di bidang ekonomi. "Kalau kita kerja sama dengan baik tentu akan membawa keuntungan bagi kedua bangsa," kata Presiden SBY.
PM Akhmetov menyampaikan bahwa kunjungan SBY ke Kazakhstan memiliki kepentingan untuk mendorong hubungan kerja sama kedua negara. "Kazakhstan memandang Indonesia sebagai salah satu negara penting di ASEAN dan berkembang secara intensif," ujar Akhmetov.
Mendampingi PM Akhmetov dalam pertemuan ini Menteri Ekonomi dan Perencanaan Anggaran Erbolat Askarbayevich, Menteri Minyak dan Gas Uzakbay Suleimonovich, Menteri Pertanian Asylzhan Sarybayevich, dan Menteri Transportasi dan Komunikasi Askar Kuanyshevich Zhumageliyev.
Sedangkan Presiden didampingi oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Menlu Marty Natalegawa, Mendikbud Mohammad Nuh, dan Ketua KEN Chairul Tanjung.
Usai bertemu dengan PM Kazakhstan, Kepala Negara menghadiri pertemuan dengan pengusaha setempat dan pengusaha Indonesia untuk memaparkan peluang bisnis di Indonesia maupun peluang bisnis yang bisa diraih pengusaha Indonesia di Kazakhstan.
Menurut data Kementerian Perdagangan RI, perdagangan antara kedua negara pada 2012 mencapai US$63,1 juta meningkat 90 persen dibandingkan tahun 2011 yang mencapai US$33,1 juta. Terdapat tren kenaikan 16,8 persen pada 5 tahun terakhir.
Indonesia masih mengalami defisit sebesar US$46 juta dengan impor utama zinc, flat roaled iron dan kapas. Sementara ekspor ke Kazakhstan bernilai US$8,4 juta berasal dari mesin percetakan, elektronik, tembakau, minyak kelapa sawit dan suku cadang kendaraan.
Sementara dari biro pusat statistik Kazakhstan menyebut, volume perdagangan kedua negara pada 2012 mencapai US$75 juta atau naik sekitar 94 persen dari tahun 2011 yang tercatat US$38,7 juta.
Kazakhstan mengalami surplus US$530 ribu dengan rincian ekspor ke Indonesia tercatat US$37,970 juta dan impor US$37,440 juta. Perbedaan pencatatan karena pada umumnya perdagangan Indonesia dan Kazakhstan melalui negara ketiga.
Kepala Negara pada Selasa sore waktu setempat dijadwalkan mengakhiri kunjungan kerja di Kazakhstan dan bertolak menuju Warsawa, Polandia, untuk kunjungan kerja sebelum menghadiri KTT G-20 di St Petersberg Rusia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved