Presiden Kolombia Juan Manuel Santos menantang negara-negara dunia untuk turut serta dalam special session on drugs pada 2016. Tantangan itu dilontarkan Juan dalam pertemuan di gedung Perserikatan Bangsa Bangsa. Juan mengingatkan bahwa dunia belum mampu menang melawan narkoba.
Dalam kesempatan ini Juan mempresentasikan rencana perbaikan kebijakan untuk mengawasi perderan narkoba dan kejahatan terencana pada pertemuan mendatang.
Pada pertemuan ini Juan Manuel Santos sempat membocorkan sedikit mengenai rencananya.
“Pengukuran dibutuhkan untuk membuat solusi yang lebih efektif, tahan lama, dan berkemanusiaan,” kata Juan dikutip dari The Guardian, Minggu(17/04).
Dalam pertemuan ini Juan juga menantang pasukan geriliya Kolombia untuk melacak jejak pengedar narkoba. Grup ini sendiri mengakui bahwa mereka mendanai perang dari apa yang disebut pajak narkoba.
“Dalam konflik kolombia, Farc akan berubah dari menjadi penghalang dalam memerangi menjadi aktor penting dalam pemberantasan narkoba. Hal ini terutama dalam berkontribusi mengenai penyedian informasi jalur dan fasilitas dan upaya untuk memberantas produksi kokain,” kata Juan.
Juan mengaku sudah berbicara dengan para pemberontak. Sejak tahun lalu untuk mengakhiri perang di Kolombia, pemerintah membuka ruang diskusi dengan Revolutionary Armed Forces of Colombia (FARC) atau pasukan revolusioner Kolombia.
Selain itu, Pemerintah Kolombia juga telah berdiskusi dengan National Liberation Army (ELN) atau pasukan kemerdekaan nasional.
Namun untuk mewujudkan susksesnya perang melawan narkoba ini Juan menegaskan pihaknya tidak bisa berjalan sendiri.
Apalagi, perang melawan narkoba masih belum selesai hingga saat ini. Padahal perang melawan narkoba sudah dimulais sejak 52 tahun yang lalu, tepatnya pada Single Convention on Narcotic Drugs di tahun 1961.
Menurut Juan, ada tiga hal yang menjadi rencana besar dalam memerang narkoba ini yang diajukan kepada pimpinan dunia.
Hal pertama adalah dengan pendekatan hak asasi manusia. Artinya, Juan meminta agar stigma kepada pemakai perlu dihilangkan. Poin kedua adalah untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan ancaman bagi poulasi di suatu Negara dibandingkan dengan berlindung di balik konvensi Internasional.
Kemudian, poin ketiga adalah tantangan bagi masyarakat global untuk mengadopsi pendekatan komprehensif untuk mengatasi krisis narkoba.
“Di sini pentingnya upaya preventif, perhatian, rehabilitasi, dan rekonsiliasi untuk para pelaku penyalahgunaan narkoba. Karena itu, perlu hukuman alternatif dari para pengguna selain penjara,” kata Juan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved