Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah menemukan indikasi penggunaan marketplace untuk membiayai kelompok teroris di Indonesia. Selama ini marketplace yang digunakan sering berupa penjualan secara online.
"Pembiayaan teroris di Indonesia juga menggunakan marketplace, misalnya penjualan secara online. Kami sudah mulai mendeteksi itu, seperti penjualan tiket untuk orang ke Timur Tengah," kata Wakil Kepala PPATK Agus Santoso di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/09).
Menurut Agus, PPATK mulai berfokus pada financial technology dalam transaksi keuangan. "Kami sudah mulai spot-spot, sudah ada temuan.”
Agus mengklaim PPATK telah mengantongi marketplace besar, namun belum bersedia menyebutkan namanya. Terakhir PPATK membongkar adanya aliran dana asal Australia ke kelompok terorisme yang ada di Indonesia.
Agus menjelaskan, pengungkapan itu didapat melalui kerja sama PPATK dengan Australian Transaction Reports and Analysis Centre (AUSTRAC). "Transaksinya kurang-lebih Rp88,5 miliar," ujar Agus.
Untuk mengetahui aliran dana tersebut, PPATK harus mengetahui terduga teroris dan keberadaan dukungan. "Uang itu dipakai antara lain membuat rekrutmen atau memberangkatkan orang ke Suriah, membeli tiket, atau propaganda," pungkas Agus.
© Copyright 2024, All Rights Reserved