Polda Papua menyebut surat edaran yang dikeluarkan Badan Pekerja Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Wilayah Toli, 11 Juli lalu menjadi pemicu aksi rusuh yang dilakukan ratusan pemuda GIDI.
Dipicu surat tersebut, massa membubarkan umat muslim yang sedang melakukan salat ied. Mereka lalu membakar puluhan kios dan sebuah musala.
“Surat edaran kontroversial yang ditandatangani Pendeta Marthen Jingga dan Pendeta Nayus Wenda tertuang larangan merayakan Idul Fitri di Karubaga karena bertepatan dengan pelaksanaan Seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Internasional Pemuda GIDI,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol Yotje Mende, di Mapolda Papua usai berkunjung ke Karubaga, didampingi Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayjen Fransen Siahaan, Sabtu (18/07).
Yotje mengatakan, dalam rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kabupaten Tolikara, di Karubaga, Sabtu siang (18/07) terungkap bahwa Bupati Tolikara, Usman Wanimbo dan Presiden GIDI Pendeta Dorman Wandikbo tidak menyetujui beredarnya surat edaran kontroversial itu. Surat itu adalah inisatif dari Badan Pekerja GIDI Wilayah Toli.
“Karena terlanjur beredar di kalangan peserta KKR, surat itu lalu disalahtafsirkan yang berujung aksi massa pembubaran ratusan umat muslim yang sedang melakukan shalat ied di lapangan Koramil,” kata Yotje
Menurut Yotje, dalam pertemuan itu Pendeta Dorman menyampaikan bahwa mereka tidak pernah berniat membakar mushala. Ratusan orang menjadi beringas, karena salah seorang dari mereka ditembak aparat, setelah melempari umat muslim yang sedang salat.
Ratusan umat muslim yang ketakutan lalu mencari perlindungan di Markas Koramil. Massa pemuda yang jumlahnya 500-an orang, lalu berhadapan dengan aparat.
Kemudian dipicu seorang pemuda tertembak aparat, mereka lalu melampiaskan kemarahan dengan membakar rumah kios yang tak jauh dari lapangan. “Api dengan cepat menyebar membakar puluhan kios yang terbuat dari kayu. Mushala yang berada dalam deretan kios ikut terbakar,” kata Yotje.
Yotje menjelaskan, dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama Kabupaten Tolikara, semua pihak sepakat untuk berdamai. Untuk kerusakan yang timbul akibat kerusuhan tersebut, Bupati Tolikara, Usman Wanimbo berjanji untuk membangun kembali musala dan rumah kios yang hangus terbakar dalam kejadian tersebut.
Akibat kerusuhan yang terjadi di Karubaga, Jumat kemarin, 54 rumah kios, sejumlah mobil dan sebuah musala terbakar. Saat membubarkan amuk massa, 11 orang ditembak aparat Kepolisian dibantu TNI.
Sebanyak 38 KK yang kehilangan rumah dan harta benda saat ini mendiami tenda penampungan yang dibangun di halaman Koramil dan sebagian di halaman Polres.
Sementara 11 orang yang mengalami luka tembak, 7 di antaranya sudah dievakuasi ke RS DOK II Jayapura dan empat lainnya ke RSUD Wamena. “Informasi terakhir satu orang meninggal dunia setelah sempat dirawat intensif di RS DOK II Jayapura,” kata Yotje.
© Copyright 2024, All Rights Reserved