Pesawat antariksa tanpa awak NASA, Cygnus, kemarin, Selasa (28/10), meledak beberapa detik setelah peluncuran di Virginia untuk mengirimkan perbekalan ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS).
Reuters, Rabu pagi (29/10), melaporkan, pesawat antariksa yang dibangun dan diluncurkan oleh Orbital Sciences Corp itu meledak pada pukul 18.22 waktu setempat. Otoritas NASA mengatakan tidak ada korban dalam insiden.
“Enam kru yang berada di ISS telah diinformasikan tentang insiden pertama sejak NASA menggunakan operator penerbangan roket swasta," kata juru bicara NASA Dan Huot.
Saat ini, ada dua astronaut NASA. Yakni, satu dari Badan Antariksa Eropa dan tiga kosmonot Rusia di ISS.
Menurut William Gerstenmair dari NASA, tidak ada muatan penting yang gagal dikirim dengan meledaknya Cygnus.
Roket kargo Rusia yang diluncurkan dari Kazakhstan dijadwalkan tiba di ISS hari ini, Rabu (29/10). Sehingga meledaknya Cygnus tidak akan menyebabkan gangguan perbekalan bagi kru ISS.
Sejauh ini belum diketahui apa penyebab terjadinya ledakan. Namun roket Antares yang membawa pesawat antariksa Cygnus disebut memiliki mesin yang modern dengan kekuatan lebih besar.
“Roket itu membawa peralatan kriptografi, sehingga harus dilakukan perlakuan khusus untuk mengamankan area sekitar lokasi pecahan roket," kata juru bicara Orbital Sciences, Mike Pinkston.
Orbital Sciences merupakan satu dari dua perusahaan yang disewa NASA untuk mengirimkan kargo ke ISS. Insiden yang terjadi, Selasa, semestinya menjadi peluncuran ketiga dari delapan misi yang diatur dalam kontrak senilai $1,9 miliar atau sekitar Rp23 triliun dengan NASA.
Kontraktor kedua adalah Space Exploration Technologies atau SpaceX, yang sedang mempersiapkan peluncuran kedua dengan kontrak senilai $1,6 miliar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved