Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional pada 2016 mencapai 5,02 persen. Faktor utama yang menopang pertumbuhan tersebut adalah menguatnya konsumsi rumah tangga.
"Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menguat dan tumbuh positif," terang Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (06/02).
Dijelaskan, peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut didukung oleh kinerja positif di sektor transportasi dan komunikasi serta kelompok restoran dan hotel. "Salah satu penyebab perbaikan kinerja di sektor transportasi dan komunikasi karena penjualan mobil penumpang yang tumbuh tinggi," ujarnya.
Selain itu, terang Suhariyanto, kinerja perekonomian didukung oleh konsumsi lembaga non-profit melayani rumah tangga yang ikut tumbuh tinggi sebesar 6,62 persen sepanjang 2016 lalu.
"Konsumsi ini didukung oleh meningkatnya kegiatan ormas dan parpol untuk persiapan maupun kampanye pilkada serentak serta peningkatan kegiatan organisasi bantuan kemanusiaan," katanya.
BPS mencatat, kinerja perekonomian juga didukung oleh pembentukan modal tetap bruto, yang tumbuh 4,48 persen. Sektor investasi ini sedikit melambat, namun ikut memberikan kontribusi kepada perekonomian nasional.
"Pertumbuhan barang modal jenis kendaraan dan peralatan lainnya yang tinggi terkoreksi oleh kontraksi barang modal jenis mesin dan perlengkapan serta kontraksi belanja modal pemerintah untuk bangunan maupun infrastruktur," kata Suhariyanto.
Meski demikian, ujarnya, kinerja konsumsi pemerintah justru terkontraksi pada 2016, dan hanya tercatat negatif 0,15 persen, karena adanya penurunan belanja bantuan sosial.
Sektor ekspor juga mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 1,74 persen, meski berkinerja positif pada triwulan IV-2016. Ekspor barang migas maupun nonmigas masih terkontraksi, namun ekspor jasa terbantu oleh meningkatnya jumlah wisatawan.
"Impor juga masih terkontraksi tumbuh negatif 2,27 persen, karena turunnya impor bahan baku dan bahan penolong seiring dengan perlambatan industri manufaktur," katanya.
Kepala BPS menerangkan, secara keseluruhan, sektor konsumsi rumah tangga masih memberikan kontribusi terbesar dalam PDB yaitu mencapai 56,5 persen, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto 32,57 persen dan ekspor 19,08 persen
Dari sisi produksi, BPS mencatat, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh positif sepanjang 2016, karena adanya peningkatan total produksi pertambangan migas dan peningkatan produksi batu bara.
Sektor lainnya yang tumbuh pada 2016 adalah pengadaan listrik dan gas sebagai dampak penambahan kapasitas pembangkit listrik, perdagangan sejalan dengan peningkatan produksi domestik serta transportasi dan pergudangan karena adanya penambahan jumlah armada serta rute perjalanan dan frekuensi penerbangan.
"Sektor jasa keuangan juga meningkat sebagai dampak pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga jasa perantara keuangan serta pertumbuhan pendapatan operasional lembaga pembiayaan," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved