Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mendorong negara-negara ASEAN meningkatkan patroli bersama di wilayah perairan kawasan itu. Patroli ini penting untuk menjaga kawasan gar tidak menjadi wilayah pembajakan, seperti halnya yang terjadi di Somalia.
"Selat Malaka, laut yang menghubungkan antar negara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei dan Filipina itu jangan terjadi seperti di Somalia, tempat pembajakan," ujar Menhan di Jakarta, Jumat (13/05).
Untuk itu, Menhan mengajak anggota- anggota ASEAN memperkuat patroli bersama di kawasan dan terus mengadakan kerja sama antarnegara di sekitar perairan tersebut.
Seperti diketahui, pmbajakan dan penyanderaan terjadi dalam beberapa bulan terakhir terhadap kapal-kapal yang melewati Selat Malaka dan perairan yang berbatasan antara Filipina, Indonesia dan Malaysia. Sejumlah WNI juga turut menjadi korban dalam pembajakan tersebut.
Pada Akhir Maret, kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12, dirompak di perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan, saat berlayar dari Kalimantan Selatan dengan tujuan Filipina. 10 WNI yang menjadi ABK di kedua kapal tersebut sempat disandaera dan dibebaskan pada awal Mei 2016.
Kasus lainnya, pembajakan kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Cristi, tatkala kedua kapal dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan, Kalimantan Utara pada 15 April lalu. 4 WNI dari kedua kapal tersebut disandera, dan baru dibebaskan pada minggu kedua Mei 2016.
© Copyright 2024, All Rights Reserved