Pemerintah menerapkan beragam pola pencapaian swasembada beras sesuai potensi produksi dan kendala teknis di lapangan. Itu bagian dari tekad pemerintah meningkatkan produksi padi agar menghasilkan surplus beras setiap tahun, meskipun terkendala perubahan cuaca ekstrim.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan hal itu, saat berdialog dengan peserta Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia XXX tahun 2010, yang dipusatkan di Puyung, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (20/10).
Suswono menyebutkan, pola pencapaian swasembada beras itu, antara lain perluasan areal tanam dengan memanfaatkan lahan ekstensifikasi. Rata-rata kepemilikan lahan pertanian para petani Indonesia hanya 0,2-0,3 hektare.
"Inilah tanggung jawab pemerintah. Kementerian Pertanian bertanggungjawab dalam hal produksi, karena itu diupayakan lahan petani yang sempit itu semakin diperluas," ujarnya.
Penerapan varietas sesuai kondisi iklim dan tekstur tanah, salah satu pola pencapaian swasembada beras di masa mendatang. Suswono mencontohkan, varietas yang cocok untuk daerah yang mudah tergenang yakni Atomita. Daerah kering, varietas invako, dan daerah rentan serangan hama wereng dengan varietas inpari-13.
Pemerintah juga terus mendorong petani agar mau berintegrasi dengan komoditi lainnya, seperti bidang peternakan dan tanaman perkebunan. Ini penting untuk meningkatkan kesejahteraan. Saat ini, 60 persen dari jumlah petani, masih berkategori miskin sehingga berhak menerima beras untuk keluarga miskin (raskin).
Pola pencapaian swasembada beras, juga akan diupayakan pemerintah, dengan pembangunan embung untuk penyediaan air dalam jumlah memadai. Pada 2011, akan dibangun sebanyak 5.200 unit embung, atau diupayakan satu kecamatan minimal satu embung.
"Pembangunannya secara berkelanjutan setiap tahun anggaran," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved