Pasokan listrik di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami defisit 30 megawatt ketika beban puncak. Kondisi ini menyusul tidak beroperasinya PLTU Jeranjang karena sedang dalam perbaikan.
"Saat ini daya listrik kami lagi pas-pasan, karena salah satu mesin di unit 3 PLTU Jeranjang dalam masa perbaikan," kata General Manager PLN Wilayah NTB Dwi Kusnanto di Mataram, Rabu (28/10).
Dwi mengatakan, saat ini daya listrik NTB hanya mencapai 170 megawatt. Sedangkan, konsumsi listrik saat beban puncak mencapai 205 megawatt, sehingga ada kekurangan 30 megawatt.
Akibat kekurangan itu, PLN melakukan pemadaman bergilir saat beban puncak mulai pukul 18.00 sampai 22.00 WITA di seluruh Pulau Lombok.
"Ketika harus ada perbaikan, maka terjadi kekurangan pasokan, sehingga mengatasi itu dilakukan, PLN melakukan pemadaman begilir," kata Dwi.
Dwi berjanji pemadaman listrik secara begilir itu akan berakhir di Nopember, seiring tuntasnya masa perbaikan pembangkit listrik di PLTU Jeranjang. "Saya pastikan November semuanya sudah tuntas dan normal kembali," ujar Dwi.
Sebelumnya, sejumlah anggota DPRD NTB menyesalkan terjadinya pemadaman listrik yang sudah terjadi selama seminggu terakhir di daerah itu oleh PLN.
Anggota Komisi IV DPRD NTB, Nurdin Ranggabarani, mengaku akibat pemadaman itu banyak masyarakat yang merasa dirugikan. "Konsumen terutama anak-anak sekolah tidak bisa belajar seperti biasanya, karena seringnya mati lampu," kata Nurdin.
Nurdin menduga PLN NTB menggunakan barang palsu untuk membangun PLTU Jeranjang. "Tunjukan janji yang sudah dilayangkan sebelumnya bahwa tidak akan ada lagi pemadaman listrik," kata Nurdin.
Menurut Nurdin, jika memang PLN mengalami kendala maka semestinya bisa menyediakan solusi atau membuat komitmen kapan lampu tidak terpadam lagi. Nurdin mengaku kerap menerima keluhan dari masyarakat, yang barang elektroniknya akibat listrik byar pet.
© Copyright 2024, All Rights Reserved