Gempa 7,2 Skala Richter yang mengguncang kawasan Mentawai Senin malam (25/10) pukul 21.42 WIB, ternyata diikuti gelombang tsunami. Sedikitnya dua desa di Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, diterjang gelombang tsunami.
Ketua Badan Penanggulangan Bencana Wilayah Kecamatan Pagai Selatan Joskamatir, Selasa (26/10), mengatakan, dua desa tersebut adalah Desa Malakopak dan Desa Sinakak.
"Lima menit pascagempa air laut langsung pasang dan merendam sejumlah rumah di dua desa tersebut," ujar dia.
Diterangkannya pula, air pasang hingga 100 meter ke daratan dengan ketinggian mencapai 2,5 meter.
Sejauh ini 4 orang meninggal dan 79 orang dilaporkan hilang. “Ini laporan dari kepala dusun yang terparah hilang di dusun Muntei Barubaru, 50 orang hilang," kata Joskamatir.
Di Dusun Beleraksok, satu tewas, 23 hilang. Di Pulau Siruso satu orang hilang dan satu tewas. Di Desa Betu Monga, satu orang hilang dan satu tewas dan di Kecamatan Cikakap, satu orang tewas.
"Ada yang tertimpa bangunan ada yang terseret arus saat melaut. Kami masih mengumpulkan informasi dari beberapa dusun," imbuhnya.
Saat ini suasana masih mencekam, warga mengungsi dan sekolah diliburkan. Sejumlah bangunan rusak berat.
Sementara Supri Lindra, salah seorang warga Desa Sikakap, Kecamatan Pagai Utara, mengungkapkan, satu dermaga di kawasan tersebut juga hancur dihantam gelombang.
Selain itu, ratusan rumah juga terendam air bahkan satu rumah dilaporkan hancur pada bagian depan. Menurut dia, perumahan warga di daerah itu hanya berjarak 50 meter dari bibir pantai.
Sebagian warga juga memilih bertahan di tempat pengungsian seperti di sekolah, di gereja, di mushala dan tenda-tenda yang telah mereka siapkan pada 2009 sebagai tempat pengungsian jika terjadi tsunami. "Warga juga ada yang bertahan di perbukitan setinggi 40 meter," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved