Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Prof Dr Muladi SH mengatakan korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang merupakan musuh bersama karena telah menjatuhkan martabat bangsa. Selain itu menurut Muladi, korupsi merupakan pelanggaran HAM yang telah merambah dan masuk pada bidang pendidikan, kesehatan, hukum dan bidang lainnya. Untuk itu, perlu dilakukan tindakan preventif dan represif.
Pernyataan itu disampaikan Prof Dr Muladi di Aula Martabe, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (5/7) saat menghadiri acara “Curah dan Pikir” dengan topik “Peran Agama” dan “Peran Pers” yang dihadiri Muspida, kelompok strategis masyarakat Sumatera Utara. “Korupsi kejahatan luar biasa dan harus dijadikan musuh bersama karena telah menjatuhkan martabat bangsa dan telah merambat ke berbagai bidang,” kata Muladi dengan nada tegas.
Muladi mencontohkan, kasus mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Rohmin Dahuri membagi-bagikan dana non bujeter yang memposisikan diri seperti {Robinhood}. Merampok untuk dibagi-bagikan, dan seolah tidak bersalah. Lebih heran lagi, kata Muladi, banyak orang yang menerima merasa tak bersalah pula termasuk tokoh-tokoh penting.
Muladi juga memberikan contoh keberhasilan negara Cina dalam memberantas korupsi di tubuh pemerintahannya. Negara Tirai Bambu itu dalam praktek pemberantasan korupsi dilakukan dengan cara keras yakni hukuman mati. Dampaknya pertumbuhan korupsi di Cina telah hampir terhapus disebabkan komitmen para petinggi di negara Tirai Bambu itu. Seperti diketahui bahwa Cina sempat menduduki peringkat pertama di dunia dalam pertumbuhan korupsi, tapi dengan tindakan keras sekarang menjadi negara yang bersih dan tingkat pertumbuhan ekonominya yang cukup baik dan sukses.
Penerapan hukuman mati bagi koruptor di Indonesia menurut Muladi sangat kecil. Ini karana para penjahat korupsi saat ini justru berlindung pada hukum yang ada, sehingga untuk pemberantasan korupsi sangatlah sulit dilakukan di Indonesia.
Rabu (5/7) sore saat menghadiri dialog “Peran Mahasiswa di Masa Depan” di Univ. Sumatera Utara (USU), Prof Ir Muladi menyatakan bahwa berdasarkan hasil riset menggambarkan bangsa Indonesia masih sangat percaya pada intelektual dan akademisi sebagai jalur kaderisasi calon pemimpin bangsa yang berkualitas di masa depan yang mampu membawa perubahan. Karena itu, menurut Muladi, ini merupakan suatu tantangan bagi mahasiswa sebagai calon intelektual masa depan.
Muladi juga menyinggung PNS dan TNI sebagai sumber yang baik, kini tidak bisa lagi masuk parpol. Yang muncul sekarang adalah para pengusaha, swasta dan preman. Akibatnya, banyak pejabat yang tidak kredibel dalam memimpin. Muladi membeber data bahwa 900 orang anggota DPRD dan 90 walikota atau bupati jadi tersangka dan masuk penjara. Ini merupakan tantangan masa depan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved