Suhu politik di Indonesia mulai hangat jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Nama Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mencuat sebagai salah calon wakil presiden (Cawapres) alternatif yang disukai Presiden Jokowi di antara calon dari militer.
Dalam sebuah acara di Istana Bogor, Jumat pekan lalu, Jokowi pernah menyebut nama Moeldoko sebagai calon wakil Presiden yang lebih disukainya, jika harus memilih calon dari kalangan militer.
“Kalau saya disuruh memilih antara Prabowo Subianto, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo atau Jenderal Moeldoko yang bakal menjadi Cawapres mendampingi saya di Pilpres mendatang. Saya akan memilih Moeldoko,” kata Jokowi.
Alasan Jokowi, Moeldoko akan mampu memperkuat posisinya dan mempertajam strategi di dalam isu ketahanan negara. Selain itu, Moeldoko juga mampu meleverage perhatian dan visinya di bidang pertanian. Jadi, apa yang telah dimulai dengan pembangunan infrastruktur pertanian bisa diselesaikan oleh Moeldoko dalam hal sumber daya manusia (SDM), produktivitas dan teknologi pertanian yang mumpuni.
“Sebenarnya, siapa pun yang menjadi Cawapres pada Pilpers mendatang, dia harus mampu memperkuat posisi. Selain itu, dia juga harus mampu mempertajam strateginya di dalam isu ketahanan negara,” sebut Jokowi.
Menanggapi hal itu, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga Anggota Komisi XI DPR Eva Kusuma Sundari menilai bahwa, Moeldoko adalah sosok pemimpin yang memiliki banyak keunggulan.
Pertama, Moeldoko tidak memiliki beban masa lalu. “Dia lebih legitimate, soal kasus berkaitan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) beliau clear. Kalau dibandingkan dengan seniornya Mantan Komandan Kopasus Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto yang saat ini bakal menjadi rival calon politiknya Jokowi untuk kedua kalinya di pilpresnya akan datang.
“Kedua, karir puncak di Korps Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia (TNI-AD) berjalan mulus dari awal hingga pensiun. Bahkan, sejak Januari 2018 hingga saat ini masih dipercaya pemerintah untuk menjabat Kepala Kantor Staf Kepresidenan Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Keunggulan ketiga yang dimiliki Moeldoko adalah dirinya tidak terlibat atau ada kontroversi kemusliman,” katanya kepada politikindonesia.com di Jakarta, Rabu (01/08).
Eva juga menganggap Moeldoko memiliki chemistry dengan Jokowi. Dengan kecocokan tersebut, Moeldoko diyakini mampu mengimbangi cara kerja Jokowi, jika dijadikan Cawapres di Pilpres 2019 mendatang. Selain itu, Moeldoko juga tidak memiliki atau terlibat di dalam organisasi kepartaian yang mengikat.
“Moeldoko adalah lulusan terbaik Akabri (1981) (Lulusan Terbaik - Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama). Dia juga adalah Lulusan terbaik di lembaga pendidikan Seskoad tahun 1995. Bahkan, Studi Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan, menghantarkan Moeldoko meraih gelar Doktor. Ia lulus dan mendapatkan gelar tersebut dengan predikat sangat memuaskan dari Universitas Indonesia,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved