Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan kebenaran kabar tentang penculikan dan penyanderaan 7 Warga Negara Indonesia yang merupakan awak kapal Charles 001 oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan. Pemerintah Indonesia mengecam keras terulangnya penyanderaan terhadap WNI di Filipina Selatan. Kejadiaan yang ketiga kalinya ini sangat tidak dapat ditoleransi.
“Setelah melakukan komunikasi, koordinasi, dan verifikasi secara intensif dengan sejumlah pihak di Indonesia dan Filipina, pada tanggal 23 Juni sore, kami mendapatkan konfirmasi bahwa telah terjadi penyanderaan terhadap ABK WNI Kapal Charles 001 dan tongkang 152," ujar Retno dalam jumpa pers di Kemenlu, Jakarta, Jumat (24/06).
Dikatakan Retno, penyanderaan terjadi di Laut Sulu dan dibagi dalam dua tahap pada 20 Juni sekitar pukul 11.30 waktu setempat, dan kedua 12.45 waktu setempat oleh 2 kelompok senjata yang berbeda.
“Pada saat terjadi penyanderaan, kapal membawa 13 ABK, 7 disandera dan 6 bebas. Saat ini 6 ABK yang bebas dalam perjalanan membawa Kapal Charles 001 dan tongkang 152 menuju Samarinda," jelas Retno.
Menlu menegaskan, penyanderaan yang ketiga kalinya dalam tahun ini, tak dapat ditoleransi. “Pemerintah Indonesia mengecam keras terulangnya penyanderaan terhadap WNI oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan. Kejadiaan yang ketiga kalinya ini sangat tidak dapat ditoleransi," kata Menlu.
Ia menegaskan, pemerintah akan melakukan semua cara yang memungkinan untuk membebaskan para sandera. Menlu juga menyampaikan bahwa keselamatan WNI yang disandera dan belum diketahui posisinya ini menjadi prioritas.
© Copyright 2024, All Rights Reserved