Menteri Keuangan (menkeu) Sri Mulyani Indrawati (Ani) merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 menjadi di kisaran 5 sampai dengan 5,1 persen, dari yang sebelumnya di rentang 5,1 hingga 5,2 persen.
Menteri Keuangan (menkeu) Sri Mulyani Indrawati (Ani) merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 menjadi di kisaran 5 sampai dengan 5,1 persen, dari yang sebelumnya di rentang 5,1 hingga 5,2 persen.
Menurut Ani, langkah pemangkasan anggaran negara dia akui memang akan mengurangi persentase proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,1 persen pada tahun ini. Ada beberapa alasan utama mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu merevisi proyeksi tersebut.
Pertama, dari sisi konsumsi pemerintah yang masing-masing diperkirakan hanya mampu menyumbang 4,8 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, karena adanya penyesuaian anggaran.
"(Tapi) Konsumsi masyarakat masih relatif kuat," kata Ani dalam rapat kerja bersama Komisi XI di gedung parlemen Jakarta, Kamis malam (01/09).
Sementara yang kedua, dari kinerja ekspor dan impor yang relatif masih dalam trend negatif, dengan proyeksi masing-masing sebesar -1,4 persen dan -2,5 persen.
Menurut Ani, kondisi ekonomi Tiongkok memiliki implikasi yang berpotensi memengaruhi kinerja perdagangan Indonesia.
"Komoditas dengan Tiongkok yang mengalami adjustment, maka akan stagnan di bawah. Ini yang harus diperhatikan, meskipun Indonesia saat ini melakukan diversifikasi, tapi komoditas masih dominan," kata Ani.
Dari pembentukan modal tetap bruto, kata Ani, diproyeksikan mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 5,6 persen. Angka ini meningkat, dari kontribusi PMTB pada semester I-2016 yang mencapai 5,3 persen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved