Pemerintah ingin segera membuka arus perdagangan bebas dengan Uni Eropa dan Amerika. Langkah ini dilakukan agar dapat mendorong arus ekspor dan impor Indonesia kepada dua kawasan tersebut. Indonesia akan mencontoh Vietnam yang dinilainya telah berhasil meningkatkan arus perdagangan luar negeri lebih baik.
"Vietnam sudah rampung negosiasi dengan Uni Eropa. Vietnam telah bisa masuk ke pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat. Omsetnya bisa sampai US$20 triliun per tahun. Kita ketinggalan sekali, Vietnam bisa akses ke Eropa dan ke Amerika dengan tarif nol atau tanpa hambatan," kata Menteri Perdagangan (mendag), Thomas Trikasih Lembong, di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jumat (09/10).
Menurut Thomas, dengan mencontoh hal tersebut, pemerintah harus mulai berfokus kepada meningkatkan dan segera membuka arus perdagangan bebas (free trade agreement) dengan Eropa dan Amerika.
"Bapak presiden sangat menyadari dan sangat prihatin. Di sidang kabinet, beliau datangi saya kapan kita free trade agreement dengan Eropa dan Amerika ini dilakukan. Kita hadapi ini dengan sangat-sangat serius, kita siap bertempur," kata Thomas.
Thomas mengatakan, Indonesia perlu melakukan revolusi ekonomi untuk meningkatkan perekonomian. Karena revolusi ekonomi melalui perdagangan bebas ini dinilainya akan menumbuhkan kembali perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik.
"Revolusi ekonomi ini juga bermanfaat kepada pelaku usaha, bagaimana agar kita bisa untuk melakukan agreement secepatnya dengan Eropa dan Amerika," ujar Thomas.
Thomas mengatakan, Vietnam merupakan pesaing langsung Indonesia dalam perdagangan luar negeri. Indonesia, ditegaskannya, telah kalah jauh. "Vietnam itu pesaing langsung kita. Ini ancaman besar dan nyata," pungkas Thomas.
© Copyright 2024, All Rights Reserved