Menteri Agama Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak terpancing balas dendam terkait insiden di Tolikara, Papua.
"Saya mengimbau dan memohon kepada semua umat beragama melalui para tokoh agama untuk bisa menahan diri, tidak terprovokasi, dan tidak terpancing untuk melakukan tindakan-tindakan pembalasan," kata Lukman Hakim Syaifuddin, di Jakarta Selatan, Minggu (19/07).
Lukman mengatakan, kalau masyarakat terprovokasi hingga terpancing emosinya, maka hal itu hanya menguntungkan pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana.
"Karena semua itu justru akan menguntungkan pihak-pihak yang ingin memperkeruh, yang ingin membenturkan antar umat beragama," kata Lukman.
Menurut Lukman, pada dasarnya setiap agama selalu mengajarkan ajaran-ajaran kedamaian, kasih sayang, dan kerukunan. "Saya pikir semua agama mendambakan hal itu.”
Staf Khusus Presiden Lanis Kogoya menyesalkan insiden di Tolikara, Papua, pada Jumat pagi (17/07). Lanis menyebut, baru kali ini ada konflik bernuansa agama di tanah Papua.
"Pengalaman saya sampai detik ini, di Papua tak pernah terjadi konflik agama. Tak pernah sekali pun. Kalau perang suku sering," kata Lanis kepada pers di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Sabtu (18/07) lalu.
Menurut Lanis, sejak masih anak-anak, kata Lenis, masyarakat Papua telah dihadapkan oleh keberagaman agama. Lenis mencontohkan dirinya sendiri yang beragama Kristen, tetapi dibesarkan oleh saudara-saudaranya yang Muslim.
"Saat ada syukuran, justru yang Muslim dan Kristen sama-sama berdoa. Soal kebersamaan umat agama tidak ada masalah selama ini," ujar Lanis.
Lanis mengatakan, pihak Istana menganggap insiden tersebut sebagai musibah. Dia masih menunggu kronologi detail insiden tersebut sambil menyusun persiapan mediasi kedua belah pihak yang berkonflik, akhir Juli 2015 mendatang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved