Pada saat rangkaian safari politik Partai Demokrat di pulau Jawa, berbagai gambar dan meme Ani Yudhoyono dengan tulisan "Calon Presiden Partai Demokrat 2019" menjadi viral di media sosial beberapa hari lalu. Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya angkat bicara terkait pencapresan istrinya itu.
"Saya lakukan klarifikasi karena kemarin dalam rangkaian safari kita, Tour de Java. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba dimunculan di sosial media, seolah-olah kita sudah punya capres dan kebetulan Ibu Ani ditulis di situ sebagai capres 2019," ujar SBY membuka Rapat Konsolidasi PD di Harris Hotel, Surabaya, Minggu (20/03).
SBY mengaku terganggu dengan munculnya meme tersebut, disaat pihaknya tengah melakukan kerja politik untuk mensukseskan Pilkada serentak 2017.
Untuk itu SBY memerintahkan jajarannya untuk mencari tahu siapa yang menyebarkan meme itu. Ia tidak ingin istrinya menjadi sasaran bullying dari orang yang ingin memanfaatkan keadaan.
"Saya minta tolong diinvestigasi siapa ini, siapa yang melepas ini, mungkin tujuannya tidak baik. Pembusukan atau pemecah-belah kekompakan kita. Tidak ingin seorang Ibu Ani atau siapa pun menjadi korban dari serangan-serangan sosial media, dibully kiri dan kanan, dari orang yang membikin ini semua," tegas SBY.
Meski demikian, SBY tidak menampik bahwa mungkin saja niat yang membuat meme bertujuan baik. Namun tetap saja Presiden RI ke-6 tersebut meminta semua kadernya agar selalu waspada.
"Atau mungkin tujuan baik, iseng, tapi kita harus jernih, cermat dan selalu waspada karena politik keras dan kadang-kadang kejam. Kadang sarat dengan fitnah," tutur SBY.
Ditegaskan SBY, hingga saat ini PD belum memutuskan siapa capres yang akan dibawa maju untuk Pilpres 2019 nanti. Saat ini partainya tengah mencari tokoh siapa yang paling tepat untuk dijadikan capres.
"Allah mendengar ucapan saya ini, dan saya belajar konsisten dalam hidup, pada saatnya PD pasti punya calon presiden, dan calon wapres. Saat ini kita sedang meneropong kandidat-kandidat yang patut dinominasi oleh partai," jelasnya.
Dalam menentukan capres, PD tidak akan sembarangan sebab harus melalui mekanisme sesuai aturan dan AD/ART partai. Tokoh yang akan dibawa dalam Pilpres juga harus mmiliki kriteria yang sesuai dengan harapan PD.
"Boleh dikatakan normatif tetapi bagi kita riil, salah satu putera terbaik bangsa, yang punya integritas, kapabilitas, rekam jejak dan jangan lupa elektabilitasnya. Pada saatnya juga akan disampaikan secara resmi oleh PD," tutur SBY.
Tokoh yang akan dibawa PD untuk menjadi capres bukan berarti harus populer dan hanya dilihat dari elaktabilitas. Namun kata SBY, ada kriteria penting lainnya dibanding dua unsur itu.
"Meski elektabilitas penting, tapi maunya kita, disamping popular dan elektabilitas tinggi, dia juga punya integritas, punya kapasitas yang bisa memimpin negara ini. Menjalankan pemerintahan, melakukan pembangunan. Itu yang kita terus lakukan, menjaring, meneropong, Insya Allah pada saatnya pun begitu," bebernya.
SBY yakin bahwa PD mampu menemukan capres untuk Pemilu 2019 nanti karena memiliki pengalaman dua kali menang dalam Pilpres. Hanya pada 2014, ia mengakui bahwa PD mengalami kemunduran sehingga tidak bisa mengusung calon. "2014 kita tidak punya capres. Orang mengatakan itu karena PD korupsi banyak. Kalau soal korupsi kita sama dengan partai lain, bahkan ada partai yang lebih tinggi korupsinya," tutur SBY.
SBY pun meminta kepada para kadernya agar menjadikan kekalahan PD di Pemilu 2014 sebagai pelajaran dan mengambil hikmahnya. Ia juga meminta semua kader PD siap berperang memenangkan Pemilu 2019.
© Copyright 2024, All Rights Reserved