Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku jengkel jika ada yang yang menganggap bahwa Joko Widodo (Jokowi) cuma capres boneka. Kekesalan itu Mega ungkatkan saat ikut dalam kampanye Jokowi di Jayapura, Papua.
Mega mengakui dirinya memang pernah menyebut Jokowi sebagai petugas partai. Namun, hal itu dikarenakan memang Jokowi diangkat sebagai capres dari partainya untuk menjalankan amanah yang telah diberikan.
"Dalam black campaign disebut Jokowi nantinya jadi presiden boneka saya, karena saya sebut Pak Jokowi sebagai petugas partai. Hal itu karena memang demikian dalam partai kami. Di partai orang beda, ya tidak apa-apa," kata Megawati saat memberikan sambutan di GOR Waringin, Jayapura, Papua, Kamis (05/06).
Dalam kesempatan itu, Mega meluruskan istilah petugas partai. Menurut Mega, istilah petugas partai itu karena Jokowi merupakan kader PDIP. Meski begitu Mega menjamin Jokowi menjadi presiden, bukan berarti dirinya bisa menyetir Jokowi. "Jadi nggak bisa petugas partai hanya ikut Mega saja. Alangkah naifnya,” kata Mega.
Menurut Mega, sebagai ketua umum, dirinya memberi rekomendasi setiap eksekutif yang PDI Perjuangan, yang jadi wali kota, bupati, gubernur. Mereka adalah petugas partai yang direkomendasikan untuk jalankan tugas memimpin, begitu juga Jokowi sebagai capres.
Mega juga memuji Jokowi. Selama menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI, Jokowi dinilai Mega sudah berbuat. Jokowi juga sudah bekerja sesuai hati nurani. "Meskipun baru setahun jadi gubernur DKI dan lama memimpin Solo, Beliau saya tanya sanggup nggak pimpin Indonesia,” kata Mega.
Mega mengatakan, tidak semua orang bisa memimpin negara Indonesia yang segini besar. Dengan beribu-ribu kepualauan harus dipimpin dengan mata hati, baru pikiran. “Kalau Jokowi jadi, saya jamin, Indonesia pasti akan lebih baik dari sekarang. Tapi beliau bisa jadi kalau kalian yang milih pas 9 Juli nanti," pungka Mega.
© Copyright 2024, All Rights Reserved