Massa dari Aliansi Rakyat Untuk SBY (ARUS) menggelar unjuk rasa mengecam sembilan tokoh lintas agama yang menyebutkan pemerintah melakukan kebohongan publik.
"Aksi ini adalah aksi lanjutan setelah kemarin (13/01) ARUS menggelar jumpa pers," kata Sekjen ARUS, Heru Purwoko, yang dihubungi di Jakarta, Jumat (14/01).
Massa ARUS menggelar aksinya di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta dengan melakukan berbagai aksi. Salah satu aksi yang dilakukannya yakni melemparkan telur busuk dan mencoret baliho yang bergambar para tokoh yang mengecam pemerintah.
Aksi yang dilakukan ARUS ini bertujuan mewaspadai adanya upaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa serta merongrong kewibawaan pemerintah.
Dalam aksi di Bundaran HI tersebut, massa ARUS juga menyatakan menolak segala bentuk fitnah, provokasi. ARUS juga mempertanyakan posisi para tokoh itu sebagai tokoh bangsa atau provokator.
"Kami meminta agar para tokoh lintas agama bisa menjadi tokoh panutan bangsa yang baik," kata Heru.
Sebelumnya, pada Senin (10/01), sembilan tokoh lintas agama berkumpul di Kantor PP Muhammadiyah untuk menyampaikan pernyataan pencanangan tahun perlawanan terhadap kebohongan publik yang disebarkan pemerintah.
Para tokoh agama yang menandatangi pernyataan tersebut di antaranya yakni, Bikkhu Pannyavaro Mahathera, Pendeta Andreas A Yewangoe, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, KH Shalahuddin Wahid, Syafii Maarif dan Romo Magnis Suseno.
Beberapa hal yang dianggap sebagai kebohongan publik oleh tokoh lintas agama yakni seperti dalam bidang ekonomi, penegakan HAM, kasus Lapindo, kebebasan beragama, perlindungan terhadap pekerja migran dan pemberantasan korupsi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved