Mahasiswa Universitas Sriwijaya dan juga masyarakat yang biasa menggunakan akses jalan Palembang-Indralaya menggugat Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.
Mereka ramai-ramai mendukung petisi di laman internet Change.org. Dalam petisi tersebut, akses jalan Palembang-Indralaya yang rusak dan berlubang hingga membuat kemacetan panjang sejauh 32 kilometer menjadi salah satu masalah yang belum terpecahkan oleh pemerintahan saat ini.
"Ada satu masalah yang kini kian menggerogoti rakyat ada di sekitar kami (Palembang-Indralaya). Tragedi jalan Palembang-Indralaya tak berkesudahan," tulis petisi yang diinisiasi oleh Presiden Mahasiswa Unsri, Febri Walanda, Senin (23/03).
Pembangunan double track yang diinisasi oleh Alex itu dimaksudkan untuk mengalihkan angkutan batu bara dari jalan utama Palembang-Indralaya menjadi jalur kereta api dianggap mangkrak. Akibatnya, truk pengangkut batu bara masih saja melintas, meski sejak tahun 2013 lalu dilarang oleh Alex.
Febri mengatakan, jalan yang senantiasa berlubang minim akan perbaikan, truk batubara yang lalu lalang di siang bolong. Padahal sudah dilarang dan ke semua itu berakibat kepada kecelakaan dan macet yang tak berkesudahan.
Mahasiswa menyalahkan ketidaktegasan Pemerintah Provinsi Sumsel. Mereka mengaku kerap terhalang menuntut ilmu di kampus kuning karena kemacetan jalan.
"Terkadang kami batal wisuda karenanya, dan siapa sangka terkadang rakyat yang ingin beraktivitas mengais rezeki tersendat karenanya, bahkan lebih-lebih nyawa seringkali menjadi taruhannya," kata Febri.
© Copyright 2024, All Rights Reserved