Puluhan mahasiswa dan pemuda dari tanah Gayo yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Merdeka (GERAM) menggelar aksi di Bundaran Simpang Lima, Kota Banda Aceh, Senin (20/10).
Mereka menuntut agar presiden/wakil presiden yang baru dilantik Joko Widodo-Jusuf Kalla segera mengesahkan provinsi Aceh Lauser Antara (ALA). Sebab selama ini wilayah tengah dan tenggara Aceh ini terkesan dianak tirikan oleh Pemerintah Provinsi Aceh.
Puluhan mahasiswa tersebut turun ke jalan dengan membawa bendera Merah Putih, spanduk dan sejumlah poster yang bertuliskan tuntutan pemekaran kepada Jokowi.
Koordinator aksi, Budiman, mengatakan, pembangunan infrastruktur dan perekonomian wilayah ALA jauh tertinggal dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota lain di Aceh.
Menurut Budiman, pasca gempa Gayo pada 2013 silam, pemprov Aceh belum melakukan proses rehabilitasi dan rekontruksi sejumlah tempat yang mengalami kerusakan. "Ini merupakan ketimpangan yang sangat mengerikan dan membunuh rakyat secara perlahan," kata Budiman.
Budiman menilai Pemerintah Aceh selalu mengklaim bahwa kebutuhan Aceh saat ini yaitu realisasi MoU Helsinki. Padahal, jelasnya, butir-butir MoU tidak pernah menyentuh kepentingan masyarakat ALA. “Kami tidak butuh bendera dan lambang Aceh tapi kami butuh pemekaran,” kata Budiman.
Untuk itulalah mereka mendesak presiden baru agar segera mengesahkan provinsi ALA sebagai provinsi baru di Indonesia. "Presiden sebagai pimpinan tertinggi di Indonesia harus melihat kebutuhan dan mendengar tuntutan masyarakat ALA," kata Budiman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved