Perang Pasifik mengintai. Karena itu, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN perlu mewaspadai prediksi yang memungkinkan terjadinya Perang Pasifik II itu. ASEAN Security Community harus mampu menstabilkan kondisi hubungan internasional di kawasan Asia Timur, termasuk Australia
Pengamat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Ikrar Nusa Bhakti mengungkapkan hal itu, di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/10).
Ikrar menyebutkan, pada tingkatan regional Asia Pasifik, tampak jelas betapa hegemoni Amerika Serikat semakin menurun. Ini membuat sejumlah negara Asia Pasifik, seperti China, India, dan Australia semakin memperkuat kapabilitas pertahanan yang cukup tinggi.
Bahkan, dalam Buku Putih Pertahanan Australia 2009, sudah mengisyaratkan kesiapannya membangun kekuatan pertahanan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya Perang Pasifik II pada 2030.
Negara-negara tersebut telah memiliki rencana strategis pembangunan militer dan cenderung membeli alutsista untuk tujuan-tujuan ofensif. Diantaranya, kapal induk, kapal selam, kapal perusak, dan pesawat tempur.
"Jika ASEAN Security Community tidak siap membendung potensi ini, hal yang paling ditakutkan bisa saja terjadi," tuturnya.
Menurut Ikrar, hal ini sudah menjadi konsekuensi dari perubahan arsitektur dunia yang baru. Namun, ia menilai, ASEAN masih cenderung lamban bergerak untuk membahas isu mengenai keamanan tradisional. Karena faktor sejarah dan perkembangan kerja sama internasional.
ASEAN masih berupaya membangun tiga komunitas. Yaitu komunitas keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Lalu, satu lagi bangunan yang sedang berjalan yaitu East Asia Summit (EAS). Yang menjadi tugas berat saat ini bagaimana Indonesia sebagai ujung tombak ASEAN bisa mengajak negara-negara anggota mewujudkan cita-cita dalam tiga komunitas tersebut.
"Jika bisa dilakukan, pada akhirnya mampu membendung prediksi Perang Pasifik II," ungkapnya.
Selain itu, ASEAN juga dapat menjadi pengarah dari berbagai pertemuan puncak regional Asia Timur. Terutama yang tidak dikendalikan oleh negara besar di luar Asia Timur.
© Copyright 2024, All Rights Reserved