Balai Pelestarian Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan membangun jalur drainase untuk di situs megalitik Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Drainase ini bertujuan untuk melindungi situs purba itu dari ancaman menghindari erosi yang dapat merusaknya.
Hal itu disampaikan Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yusuf Budi Arieanto yang ikut bersama Mendikbud Muhammad Nuh, meninjau penelitian yang tengah berlangsung di situs Gunung Padang, hari ini, Rabu (17/09). “Kami memelihara dan merawat situs secara fisik dengan membangun drainase saluran air, perkuatan lereng, dan jalan setapak untuk pengunjung," katanya.
Dikemukakan Yusuf, lebih jauh, pembangunan drainase itu, rencananya akan dilakukan pada Oktober 2014 setelah pemenang lelang pembangunan terpilih. “Tidak hanya drainase, yang jelas kami akan melakukan penataan lingkungan di Gunung Padang supaya tidak rusak oleh alam," ujar Yusuf.
Lebih jauh ia mengatakan, pengerjaan drainase dan penataan lingkungan di situs megalitik itu rencananya selesai dalam 2 bulan. Jalan setapak yang dibangun, dimaksudkan untuk mengatur arah pengunjung yang datang ke situs yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional tersebut. “Jalan itu untuk menata jalan pengunjung agar tidak mengganggu kelestarian cagar budaya," tandas Yusuf.
Saat ini, sejumlah peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang tergabung dalam Tim Nasional Riset Gunung Padang, dibantu TNI AD tengah melakukan penelitian dan eskavasi pendahuluan, untuk menyingkap bentuk asli bangunan purba, yang mereka sebut Piramida Nusantara itu.
Dalam kegiatan itu, para peneliti telah menemukan Artefak unik yang beranomali magnetik dan sebuah kepingan logam berbentuk bulat dengan aksara yang masih misterius, asal usulnya.
Artefak berwarna hijau dan beraksara yang tidak dikenal itu berbentuk bulat pipih itu ditemukan saat eskavasi, Senin (15/09) pagi. Posisinya terbenam di tanah kedalaman 11 meter.
Sebelum temuan logam pipih, para peneliti yang dibantu jajaran TNI, pada Senin (08/09) malam, juga menemukan sebuah artefak berbentuk seperti kujang (senjata khas masyarakat sunda) di lapisan kedua situs megalitik itu. Artefak ini mengandung sejumlah anomali dan akan diteliti lebih lanjut. Nama asli benda itu belum diketahui persis karena berasal dari masa prasejarah yakni suatu perioede ketika manusia belum mengenal huruf. Artefak itu berukuran 22 x 7 cm.
Sementara, prajurit TNI AD dari Batalion Zeni dan Konstruksi tengah mengerjakan fasilitas penunjang di sekitar situs megalitikum Gunung Padang. Mereka tengah membangun sebuah landasan pesawat helikopter (helipad).
Helipad tersebut dibangun di area yang berada di luar situs Gunung Padang, sehingga tidak mengganggu situs bersejarah itu. Landasan itu berukuran 30 m x 10 m. tanahnya diratakan dan, dipasangi paving blok. Sebelumnya para prajurit TNI mengerjakan tempat parkir dekat area situs tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved