Laba raksasa minyak ExxonMobil anjlok 63 persen pada kuartal I 2016 sebagai imbas dari harga minyak dunia yang masih dalam tren menurun. Laba Exxon mencapai US$1,8 miliar , terendah sejak tahun 1999 silam.
Dalam keterangannya, perusahaan minyak terbesar dunia yang terdaftar di bursa efek ini menyalahkan harga komoditas yang menurun tajam.
Selain itu, kondisi industri secara umum yang menantang juga berdampak kepada bisnis minyak.
Selama kuartal I 2016, harga minyak sempat jatuh ke US$26 per barrel, terendah sejak tahun 2003 silam. Harga minyak mentah pun akhirnya kembali menanjak ke US$45 per barrel, namun tetap saja perusahaan-perusahaan minyak tertekan.
Pendapatan Exxon pun merosot 39 persen pada kuartal I 2016 menjadi US$48,7 miliar.
Selain itu, Exxon juga memangkas belanja modal sebesar 33 persen dibandingkan tahun lalu setelah bisnis eksplorasi dan produksi di AS mengalami rugi US$832 juta.
Kuartal I 2016 pun merupakan periode yang suram bagi Exxon. Tak hanya laba yang menyentuh titik terendah dalam hampir 17 tahun, namun lembaga pemeringkat internasional Standard & Poors juga mencopot peringkat sempurna AAA yang selama ini disandang Exxon selama puluhan tahun.
Standard & Poors menyoroti utang Exxon yang kian menggunung, laba yang merosot, dan jumlah belanja yang besar mendorong alasan pencopotan peringkat AAA. Namun, Exxon tampaknya tak peduli dengan sorotan S & P, karena memutuskan untuk tetap menaikkan dividen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved