Maskapai Singapore Airlines yang tengah dilanda krisis keuangan, menawarkan cuti tanpa bayaran terhadap kru pesawatnya demi bisa bertahan di tengah persaingan usaha yang ketat. Lebih dari 400 kru mengambil skema tersebut.
Singapore Airlines, pada Jumat (04/08), menawarkan cuti tanpa bayaran pada kru untuk sekitar September dan November tahun ini, karena perusahaan itu mengalami surplus kru pesawat.
Surplus kru pesawat tersebut diduga disebabkan oleh gagalnya rencana ekspansi Singapore Airlines untuk membuka penerbangan rute Singapura-Jakarta-Sydney.
Sejauh ini, sudah ada lebih dari 400 kru pesawat Singapore Airlines yang mengajukan cuti tanpa bayaran. Rata-rata durasi cuti yang diambil mulai dari lima hari sampai sebulan.
“Bagi para kru pesawat yang memang sedang mencari waktu kosong, ini menjadi kesempatan yang baik," sebut Presiden Himpunan Staf Singapore Airlines, Alan Tan.
Maskapai Singapura tersebut memang sedang berjuang dalam kompetisi ketat dengan kalangan maskapai Asia bertarif rendah. Tak hanya itu, Singapore Airlines juga tertekan atas kehadiran maskapai-maskapai Timur Tengah yang mulai mengusung armada yang lebih modern dan layanan penerbangan berkualitas tinggi.
Singapore Airlines disebut telah mengalami kerugian bersih pada kuartal keempat tahun fiskal terakhirnya.
Singapore Airlines dan maskapai layanan premium lainnya sangat terdampak tren "low budget travel" (perjalanan berbiaya rendah). Tren tersebut membuat banyak perusahaan yang bergerak di industri pariwisata dan perjalanan menekan bugjetnya.
Di kalangan maskapai, banyak yang akhirnya memotong biaya perjalanan, mengurangi jam terbang kru pesawat, dan menyetarakan standar penerbangan menjadi sekelas ekonomi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved