Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengendalikan harga beras yang merangkak naik. Salah satunya dengan mengadakan bazar beras serentak di 4 provinsi.
Bazar tersebut digelar di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DI. Yogyakarta, pada Jumat (12/01) dan Sabtu (13/01). Selain beras, ada komoditi lain yang dijual, di antaranya bawang merah Rp18.000 per kilogram (kg), minyak goreng Rp11.000 per liter dan gula pasir Rp12.000 per kg
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi mengatakan untuk wilayah DKI Jakarta, bazar beras diadakan di 11 titik. Yaitu Pasar Pondok Labu, Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Kelurahan Balekambang, Kecamatan Mampang, Pasar Warung Buncit, Pasar Cipinang Melayu, Kelurahan Cilandak Timur, Kelurahan Ragunan, Pasar Cijantung, Pasar Kramat Jati dan Kecamatan Tebet. Pada bazar tersebut beras medium dijual seharga Rp8.800 per kg.
“Harga itu memang lebih murah dari harga beras medium yang dijual oleh Perum Bulog sebesar Rp9.300 per kg,” katanya kepada politikindonesia.com disela-sela pelepasan 11 mobil Toko Tani Indonesia (TTI) untuk bazar beras di TTI Center, Jakarta, Jumat (12/01).
Menurutnya, untuk bazar beras kali ini pihaknya mendistribusikan sebanyak 20 ton beras khusus untuk di wilayah DKI Jakarta. Sedangkan, Jawa Barat sebanyak 80 ton, Jawa Tengah dan Yogyakarta masing-masing disiapkan 10 ton. Adapun beras tersebut berasal dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) binaar Kementan. Sehingga, pihaknya tak memberikan subsidi untuk beras yang didistribusikan dalam kegiatan bazar.
“Beras yang dijual di bazar kali ini, kami dapatka dari Gapoktan. Beras tersebut kami beli seharga Rp8.500 per kg dan kami jual Rp8.800 per kg. Selisih sebesar Rp300, dipergunakan untuk biaya distribusi. Dengan harga itu, petani dan penggilingan pada tetap dapat keuntungan dan masyarakat pun dapat harga yang wajar,” paparnya.
Dijelaskan, bazar tersebut dilaksanakan bukan karena terjadi kelangkaan pasokan di masyarakat, khususnya di DKI Jakarta. Tetapi untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat mendapatkan harga beras berkualitas dengan harga terjangkau. Sekaligus untuk membuktikan kepads masyarakat, bahwa pihaknya mampu mengendalikan harga beras, khususunys jenis medium yang saat ini terus mengalami kenaikan.
“Hal ini penting dan harus diketahui oleh masyarakat. Karena tujuan kami menyediakan pangan yang berkualitas dan pangan yang murah serta terjangkau. Sehingga bazar ini bisa menguntungkan semua pihak, termasuk para petani. Bazar juga akan terus dilakukan hingga harga beras medium kembali normal,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Agung mengungkapkan, langkanya beras jenis medium dikarenakan kondisi panen yang setiap hari terjadi dan menghasilakn gabah yang baik. Sehingga para petani cenderung mengolahnya menjadi beras premium. Apalagi, beras premium adalah jenis beras yang tidak dikonsumsi oleh semua masyarakat.
“Tidak semua orang mengkonsumsi beras premium. Sehingga beras medium yang banyak peminatnya produksinya berkurang. Karena panen yang terjadi setiap hari merupakan gabah bagus. Tentunya para penggiling maunya bikin premium,” imbuhnya.
Pihaknya memastikan, kenaikan harga beras jenis medium ini tidak akan berlangsung lama. Diprediksi, harga akan kembali normal saat memasuki bulan panen besar pada awal bulan Februari atau Maret 2018 mendatang. Diyakini, bulan Februari sudah aman karena akan ada tambahan pasokan sekitar 1,6 juta ton.
“Kenaikan harga beras jenis medium dalam beberapa hari terakhir ini memang bukan disebabkan oleh turunnya produksi. Karena sudah terbukti, produksi padi awal Januari 2018 surplus sekitar 300 ribu ton. Surplus ini didapat dari ketersediaan beras pada bulan ini yang mencapai 2,8 juta ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan konsumsi beras hanya sekitar 2,5 ton,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved