Kementerian Pertanian (Kementan) berencana menanam jagung di lahan seluas 100 ribu hektare (ha) milik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Lahan tersebut tersebar di 9 kabupaten yakni Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Kaur, Seluma, Muko Muko, Rejanglebong, Pasir Panajam, Kepahiyang dan Ogan Komering Ilir.
“Kerjasama itu akan mulai dilakukan pada Januari mendatang. Kalau 100 ribu ini ditanam dengan baik, hitung-hitungan kami bisa menghasilkan Rp3 triliun. Sehingga kerjasama ini bisa langsung membantu perekonomian di daerah tersebut, seperti yang sudah dirasakan petani di Bengkulu Selatan," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman kepada politikindonesia.com usai melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) pelaksanaan penanaman jagung dengan PBNU, di Kantor Kementan, Jakarta, Kamis (30/11).
Menurut Amran, bukan hanya jagung yang akan menjadi perhatian tahun 2018, pihaknya juga menyiapkan lahan seluas 10 ribu hektare di lahan PBNU untuk penanaman kedelai. Adapun nilai kerjasama ini mencapai Rp200 miliar dengan harapan hasilnya bisa mencapai Rp3 triliun. Karena selama ini Presiden Jokowi cukup puas dengan kerjasama sebelumnya yang juga melibatkan petani NU.
"Jaringan NU hingga pelosok negeri. Apalagi, mayoritas warga NU merupakan petani. NU memiliki keanggotaan sekitar 91 juta orang. Di mana 80 persen warga NU merupakan petani. Karena sebelumnya, kami bekerjasama dengan NU dalam mendayagunakan 20 ribu hektare untuk komoditas jagung di Bengkulu. Karena itu, kami lanjutkan kerja sama ini. Kami puas dengan PBNU," papar Amran.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU, Said Agil Siroj berharap, kerja sama ini bisa meningkatkan ekonomi petani NU. Pasalnya, selama ini petani berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Pemandangan itu bisa dilihat di Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah banyak sekali petani NU yang berpanas-panasan. Sehingga terlihat, ekonomi petani jauh dari kesejahteraan.
"Apalagi hasil dari bertani hanya bisa digunakan untuk makan sehari-hari. Tenaga mereka dan pendidikan anak, kadang tidak bisa digantikan dengan hasil tani. Makanya, kami mengharapkan kerjasama ini bisa terus terjalin. Sehingga pemerintah bisa lebih memikirkan kesejahteraan para petani. Karena kami merasa, belum bisa berbuat banyak. Masih kurang jauh perhatian kepada petani. Jadi kerjasama ini merupakan hal yang ditunggu-tunggu. Sebab dengan adanya penandatanganan tersebut petani di daerah bisa benar-benar terbantu," tutup Said.
© Copyright 2024, All Rights Reserved