Krisis sosial dan politik, konflik dan perang, perubahan iklim, dan pertumbuhan penduduk dunia menuntut sistem penyediaan pangan yang kokoh. Pada 2050, diprediksi penduduk dunia mencapai 9 miliar. Kebutuhan pangan akan meningkat 2 kali lipat dari produksi saat ini. Untuk itu, diperlukan strategi baru yang andal dan menjamin sistem pembangunan pertanian lestari.
Demikian disampaikan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Herry Suhardiyanto dalam Pertemuan Internasional University Network for Tropical Agriculture (UNTA) di IPB International Convention Center, Darmaga, Kabupaten Bogor, Selasa (03/09). Penyelenggaraan UNTA sekaligus dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-50 IPB. Pertemuan dihadiri petinggi perguruan tinggi dari Belanda, Jerman, Jepang, Taiwan, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Australia.
Herry menyebut, sektor pertanian tertekan oleh kenaikan permintaan pangan, keterbatasan sumberdaya, peningkatan alih guna lahan, dan dampak pemanasan global. Lebih dari 870 juta orang dikategorikan petani miskin dengan lahan amat terbatas, rawan kelaparan, dan rawan kekurangan gizi.
Untuk merespon berbagai tantangan itu, ujar dia, Forum Ekonomi Dunia meluncurkan visi baru pertanian. Visi perlu menjadi pijakan pelbagai pemangku kepentingan untuk menciptakan ketahanan pangan, kelestarian lingkungan, dan pengembangan ekonomi.
Visi baru itu juga selaras dengan program Badan Pangan Dunia (FAO) yang akan berfokus pada pendampingan teknis dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pemasukan bagi negara berpendapatan rendah. Pertemuan UNTA merupakan bentuk kepedulian perguruan tinggi di daerah tropis dalam merespon pelbagai isu dan krisis pertanian dunia.
Menurut Herry, kampus pertanian tropis harus terus bekerjasama untuk pengembangan sumber daya manusia, keterampilan, teknologi, dan penelitian pertanian tropis. Di sisi lain, negara tropis banyak yang sudah bertransformasi menuju negara industri.
Untuk itu, pengembangan pertanian perlu juga diselaraskan dengan visi industri atau disebut pertanian industrial, budidaya modern mencakup industrialisasi peternakan, perikanan, dan komoditas pangan dalam aspek-aspek teknologi, keilmuan, ekonomi, dan politik.
© Copyright 2024, All Rights Reserved