Kementerian Pekerjaan Umum, Kamis, 1 juli 2010 menuntaskan Peta Gempa Indonesia. Dokumen penting ini resmi ditandatangani oleh Menteri Pekerjaan Umum. Buah karya Tim Nasional Peta Gempa yang dikenal dengan sebutan Tim 9, tuntas sudah untuk saat ini.
Sebenarnya Tim 9, jumlah personalnya 11 orang. Salah satunya diantaranya adalah Dr. Irwan Meilano, Staf Pengajar di Fakultas Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) . Doktor muda usia ini (36 tahun) adalah alumni tahun 2006 dari Research Center For Seismology Volvanology and Disaster Mitigation, Nagoya University Japan.
Kepada Wisnu Agung Prasetya dari Sigapbencana-bansos.info, Meilano mengungkapkan pandangan, juga harapannya soal Peta Gempa Indonesia. Petikannya:
Apa sesungguhnya inti dari Peta Gempa Indonesia?
Peta gempa yang dihasilkan oleh tim ini adalah Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) Map, yaitu peta percepatan tanah maksimum di batuan dasar sebagai akibat gempa pada suatu wilayah oleh suatu sumber gempa tertentu.
Lantas, apa manfaatnya ?
Peta ini diharapkan bisa bermanfaat untuk keperluan perancangan bangungan tahan gempa, jembatan, perencanaan wilayah, dan lain-lain. Saat ini kita masih menggunakan peta gempa yang menjadi acuan dari SNI tahun 2002 (SNI 03-1726-2002). Harapannya peta baru yang dihasilkan dapat menjadi standar baru dan disahkan sebagai bagian dari SNI 2010.
Apa perbedaannya dengan SNI 2002?
Dalam penyusunan SNI yang baru (mungkin menjadi bagian dari SNI 2010), walaupun telah terdapat beberapa perbaikan dari SNI 2002, karena menggunakan pendekatan 3D dan telah menggunakan prosedur baru dalam membuat PSHA yang digunakan oleh USGS, tetapi fungsi atenuasi dan data yang digunakan masih belum optimal.
Jelasnya?
Misalnya informasi detail mengenai sesar aktif seperti laju geser (slip-rate), maksimum magnitud dan perioda ulang (return period). Sesar di Sumatra relatif telah dipetakan dengan baik, tetapi untuk sesar di Jawa, informasi yang cukup baik hanya dimiliki untuk sesar Cimandi, sesar Lembang, Sesar Opak, Sesar Lasem dan Pati. Dan masih banyak sesar lainnya yang belum bisa dimasukkan. Apalagi sesar-sesar di Indonesia Timur. Semua itu karena kekurangan data hasil riset terutama estimasi laju geser dan return period.
Apa hasil akhir peta ini?
Peta yang dihasilkan yaitu peta PGA dan Spektra Percepatan untuk short period (0.2 sec) dan untuk 1 sec period untuk kemungkinan terlampaui 10% dalam 50 tahun (atau gempa 475 tahun) dan 2% dalam 50 tahun (atau gempa 2475 tahun).
Serta telah disiapkan juga skenario perhitungan di permukaan dengan memperhitungkan faktor amplikasi dengan menggunakan beberapa skenario jenis tanah. Sedangkan untuk struktur yang sifatnya khusus, seperti pembangkit listrik dan lain-lain, untuk site effect sangat disarankan melakukan investigasi detail, selain menggunakan data PGA dan spektra yg telah dibuat di batuan dasar.
Kritik Anda terhadap pembuatan peta ini ?
Walaupun peta ini merupakan upaya terbaik yang bisa dibuat saat itu, tetapi sedih juga hanya sedikit sekali sesar aktif yang bisa kita identifikasi laju gesernya (secara geologis dan geodetis), perioda ulang gempa dan maksimum maknitudenya. Padahal bukti morphologis dan kegempaannya jelas. Sehingga memang hazard map (psha) yang dibuat masih jauh dari sempurna. Seperti kemungkinan adanya sesar aktif yang berlokasi dekat dengan Jakarta atau Surabaya, masih belum bisa diidentifikasi dengan baik.
Lantas saran Anda?
Mudah-mudahan peta ini tidak menjadi akhir tetapi merupakan awal dalam upaya bersama meminimalisasi kemungkinan bencana akibat gempa. Dengan secara sistematis memetakan sumber-sumbernya, dan melakukan updating peta gempa secara berkala. Sehingga mengutip Pak Erick (asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bansos & Bencana Alam-red), kita bisa memahami gempa tidak hanya sebagai sumber bencana tetapi juga sebagai aset dalam memahami perilaku bumi yang kita tinggali yang memiliki implikasi terhadap kehidupan sosial, penyelamatan jiwa dan secara ekonomis terhadap keamanan pembangunan dan investasi. Hal seperti ini (updating data), dilakukan hampir setiap tahun oleh negara-negara maju, misalnya Jepang dan Amerika Serikat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved