Indonesia ingin melanjutkan peran sebagai "penengah yang tulus" dalam menyelesaikan konflik teritorial di Laut China Selatan, walau RI tidak punya klaim atas wilayah laut itu.
"Kita membutuhkan perdamaian dan stabilitas di wilayah Asia Pasifik," kata Presiden Joko Widodo saat melakukan lawatan 4 hari di Jepang, Minggu (22/03).
Selama ini Laut China Selatan dipersengketakan sejumlah negara, termasuk China dan tetangga-tetangga Indonesia di Asia Tenggara.
Jokowi mengatakan, stabilitas politik dan keamanan penting untuk pertumbuhan ekonomi. Indonesia mendukung Code of Conduct di Laut China Selatan, dan juga dialog China-Jepang, China-ASEAN
Penasihat Jokowi bidang hubungan luar negeri, Rizal Sukma, menyatakan Indonesia tidak melihat bahwa batas-batas maritim yang selama ini diklaim Tiongkok di Laut China Selatan sudah memiliki dasar dalam hukum internasional.
"Pada 2009, Indonesia mengirim sikap resmi atas isu ini kepada Komisi PBB atas delimitiasi landas kontinen, dengan menyatakan bahwa garis titik sembilan [yang diklaim China] tidak punya basis dalam hukum internasional," kata Rizal seperti yang dikutip Reuters. "Jadi tidak ada yang berubah," pungkas Rizal Sukma yang juga
Direktur Eksekutif CSIS itu.
Setelah berkunjunga ke Jepang, Jokowi juga akan berkunjung ke Tiongkok, di mana Indonesia dan Tiongkok telah memiliki hubungan kerjasama militer yang lebih maju, dibandingkan dengan Jepang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved