Hati-hatilah. Terlebih jika anda adalah pejabat negara, anggota dewan atau tokoh masyarakat baik di pusat maupun di daerah. Apabila dihubungi seseorang yang mengaku-ngaku sebagai staf khusus Presiden dan meminta sejumlah uang, jangan dihiraukan. Dipastikan itu adalah komplotan penipu yang masih saja mencatut nama staf khusus Presiden dalam aksinya.
Beberapa kejadian dalam tiga pekan belakangan ini terasa bagi Denny Indrayana cukup mengganggu. Pasalnya, banyak sekali laporan tentang namanya yang dicatut orang lain untuk kepentingan pribadi. Apakah ini murni penipuan? Ataukah ada upaya pihak tertentu untuk mencemarkan nama baik lembaga Presiden? Denny mengaku tidak tahu.
Entahlah. Tapi posisinya sebagai Staf Khusus Presiden bidang Hukum, Hak Azazi Manusia dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta jabatannya sebagai Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum (PMH), cukup strategis. Itulah yang dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menipu.
Dalam melakukan perbuatannya, sang penipu mengaku sebagai Staf Khusus Presiden/Sekretaris Satgas PMH. Dia dengan menggunakan nomor hand-phone berganti-ganti. Dengan berbagai alasan, dia menghubungi para pejabat negara itu. Namun ujung-ujungnya, dia meminta sejumlah uang kepada para pejabat tersebut untuk ditransfer lewat rekening bank.
"Saya sadar, ini salah satu risiko tugas yang saya emban. Akan tetapi, pencatutan nama seperti ini tetap saja terasa sangat mengganggu. Saya mohon kepada siapa pun yang mendapatkan telepon seperti demikian itu untuk tidak menghiraukannya," ujar Denny dalam perbincangan dengan PolitikIndonesia, Sabtu (24/04).
Denny mengaku banyak sekali menerima laporan tentang pejabat yang mengalami percobaan penipuan seperti ini. Kepala Rumah Tangga Kepresidenan, Sekretaris Militer Presiden, Para Deputi dan Staf Ahli di lingkungan Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet, Para Dirjen di Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, beberapa Kepala Biro di lingkungan Sekretariat Militer, serta Kapolres Indramayu adalah beberapa diantaranya.
Bahkan dia mengetahui bahwa Adang Daradjatun pun pernah ditipu oleh ‘Denny Indrayana gadungan’ tersebut. Sang penipu menghubungi Adang dan mengatakan Satgas Mafia Pemberantasan Hukum akan memeriksa istri Adang, Nunun Nurbaeti terkait kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom pada tahun 2004. Ujung-ujungnya sangat mudah ditebak. Sang penipu meminta sejumlah uang.
Meski mengaku sangat terganggu dengan kasus tersebut, Denny menegaskan tetap memegang teguh integritas moral dalam mengemban tugasnya.
"Integritas moral adalah salah satu modal saya untuk bekerja. Saya akan pertaruhkan dengan cara apa pun agar tidak terjadi penyimpangan sekecil apa pun. Tidak akan pernah saya meminta uang atau memeras untuk kepentingan apapun. Jadi jangan pernah percaya, dan hati-hatilah," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved